Kutulis ini untuk mereka yang menyembahNYA,dengan segala ketundukkan:
jiwa,hati kepala,berikut intuisi,nalar,imajinasi,serta apa-apa yang ada di diri.
Ketahuilah jika saja segala sesuatunya IA ciptakan sia-sia,tentu akan di biarkanNYA,-
berjalan tanpa garis edar,kodrat,tanpa jalan penerang yang terikat.
Dan apa-apa yang tertulis di bawah ini merupakan satu kesatuan dari apa yang ada di setiap diri manusia.
Maka intuisi yang di dasari dengan nalar terlebih lagi imajinasi,jika ia tetap berada dalam garis sebagaimana mestinya.,maka ia masih berada sebagaimana fungsi ia di ciptakan.
Namun jika ia telah meranggas liar,maka akan berubah menjadi sang penentang;yang berubah menjadi bayang-bayang,halusinasi,filsafat tak bertepi.,meski sebagian manusia menganggap ia di atas kepintaran.
Maka aku katakan..!benarr..jika ia di gunakan sebatas dunia.artinya tidakkah kemajuan zaman dan perubahan dari yang tak ada menjadi ada terjadi melalui revolusi daya nalar,imajinasi serta gerak intuisi....?
Namun jika ia berjalan untuk menggapai sang pencipta,maka ia akan berada dalam ruang lingkup nisbi.
Karena DIAlah ALLAH yang membatasi dengan batas perjanjian yakni iman.karena ketika manusia di ciptakan telah di berikan janji dan amanah bahwasanya tiada tuhan yang patut di sembah melainkan DIA.
"dan (ingatlah)ketika
tuhanmu mengeluarkan dari sulbi(tulang belakang)anak cucu Adam keturunan mereka
dan ALLAH mengambil kesaksian terhadap ruh mereka(seraya berfirman)’bukankah
AKU ini tuhanmu?’mereka menjawab benar(ENGKAU tuhan kami),kami bersaksi.’(kami
lakukan yg demikian itu)agar dihari kiamat kamu tidak mengatakan.’sesungguhnya
ketika itu kami lengah terhadap hal
ini.”(Q.S Al-A’raaf:172).”
Karena sifatnya yang turun naik,iman seseorang bisalah berubah.karena sesuatu bentuk lain akan menutupinya,seperti bujuk rayu dan hembusan syaithan serta hawa nafsu.hingga ia menjadi manusia sombong,congkak,pendusta,tidak amanah,ujub&bentuk keburukan lainnya.
hingga pada puncaknya ia akan menutupi hati dan membatu.hingga menjadi penentang yang keras,kafir,ateis,munafik.
Adapun hubungan antara hati dengan nalar adalah di mana hati sebagai penerima sinyal dari sebuah keinginan,dari suatu kehendak untuk berfikir yang di dalamnya terdapat percampuran bisikan syaithan dari tipuan,permainan atupun kesenangan.maka keridhoan kehendak RABBlah semua bisa teratasi.jika itu ada dalam diri ,maka akan timbul ketenangan serta kebahagian yang benar juga ketundukkan.dan ia pun akan paham untuk apa ia tercipta.sebagaimana firmanNYA:"AKU tidak menciptakan jin dan manusia,,kecuali mereka hanya menyembahKU."(Q.S Az-Zariat:56)
Dan tidaklah bisa intuisi ataupun daya nalar serta imajinasi akan bisa mencapai yang maha esa.karena DIAlah ALLAH yang maha suci tidak akan tercampuri dengan sesuatu keburukan.dan DIA hanya bisa di capai melalui kalamNYA(Al-qur'an)dengan keterangan rasulNYA,Muhammad s.a.w bersama orang-orang yg bersama beliau s.a.w(pra shahabat r.a)serta mereka yang berada di jalannya,teriring para sidiqin,syuhada,shalihin hingga akhir zaman.
Jika ini telah di dapati dalam diri seseorang,maka ia bisa menghalau apa-apa yang datang&masuk kedalam hati dari bujuk rayu&hembusan syaithan dari bangsa jin dengan zikir,karena DIA berfirman:;" Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was
dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka
melihat kesalahan-kesalahannya.(Al a’raf:201)dan firmanNYA yang lain" (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati
menjadi tenteram. (Ar ra’d:28).
Adapun yang datang yang datang dari manusia ia bisa menasehati(memberikan sesuatu yang membekas dalam hati),pergi berlalu atau melawannya dengan kekuatan.karena jika intuisi&nalar yang membatu,tidak bisa tidak harus di pecahkan dengan tangan(jihad fi sabilillah).
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar