Segala puji milik ALLAH s.w.t karena DIA lah zat yang maha
esa,dengan ketinggianNYA tak dapat di jangkau oleh sesuatupun juga.DIA lah yang
menciptakan makhluk dalam kegelapan DIA pulalah yang memberikan cahaya berupa
petunjuk,ilmu dan apa-apa yang dinginkanNYA untuk makhluk NYA yang IA
kehendaki.barang siapa yang di beri petunjuk maka tak ada satu juapun yang
dapat menyesatkannya.begitu pula barang siapa yang di sesatkanNYA,tidak satupun
jua yang dapat memberi petunjuk.
Ketahuilah sesungguhnya niat merupakan sebuah keinginan
seseorang dalam awal mula mengerjakan sesuatu yang di anggap dapat menjadikan
dirinya sebagai sesuatu bentuk yang di inginkannya.ini masuk dalam segala
keadaan ;baik perkataan maupun perbuatan perbuatan.karena tidaklah pahala
maupun dosa terjadi di karenakan niat ini.adapun keikhlasan sebagai sesuatu
yang utama yang harus di tuju agar niat itu baik dan sempurna.tidak ketinggalan
pula pengambilan jalan dan cara yang di tempuhpun harus sesuai dari garis yang
telah di tentukanNYA,mengikuti nabi yang terutus sebagai mandat sang pemberi
syariat itu sendiri,yakni ALLAH azza wa jalla.berapa banyakperbuatan itu hancur
tak berarti di karenakan niat itu berubah alur dan bentuk sebagai sebuah
kedustaan dan penentangan.dan berapa banyak pula pergulatan niat dalam hati
seseorang ketika berjalan dalam perwujutan niat itu sendiri yang sering kali
muncul dalam hati seseorang,yang bisa jadi niat lurus memenangkan pertempuran
itu sendiri,atau justru sebaliknya kalah dan tak berdaya di karenakan syaithan sang pembisik
mengelabuinya.lantas bagaimana cara agar niat yang ikhlas terpelihara dalam
hati dan terwujud dalam perbuatan...?tentunya di perlukan tekad yang
kuat,ketundukkan yang penuh kepada sesuatu yang di tuju yakni ALLAH yang maha
suci,serta mengetahui apa-apa yang menjadi rintangan dan hambatan terhadap niat
itu sendiri.disini penulis mencoba berbagi ilmu melalui al-quran dan sunnah
nabi Muhammad s.a.w dan para shahabat r.a yang mereka di puji ALLAH s.w.t dan
rasulNYA dalam hal apapun dari ketaatan,perbuatan serta ucapan mereka.
Beberapa hambatan dalam niat yang baik:
1.mengutarakan
niat tanpa ada keinginan yang kuat dalam hati untuk melaksanakannya.dalam hal
ini tentu hanya bualan dan omong kosong belaka,dan permainan hati terhadap niat
tersebut.sebagaimana seorang ulama berkata:”perkataan
itu laksana air yang di siramkan di atas tanah.ia akan habis tak berbekas.”.seseorang
yang lurus agamanya serta mempunyai tanggung jawab dan ketundukan terhadap
ALLAH s.w.t selalu mengingat apa-apa yang harus di lakukan untuk dirinya dan
tujuan akhir dari hidup,karena jikalau tidak,maka hati akan selalu lalai dan
tergoda dalam sebuah permainan dan senda gurau belaka.dalam hal ini ALLAH azza
wa jalla mengingatkan kita dalam firmanNYA:”dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui.karena
pendengaran,penglihatan dan hati semuanya akan di mintai pertanggungjawabannya.”(Al-Isro
36).sehingga seseorang yang tidak terjerumus kedalam permainan hati dan
melalaikannya akan mendapat kebaikan berupa pahala.karena rasulullah s.a.w.
bersabda:” barang siapa yang berniat melakukan kebaikan dan dia belum
melaksanakannya maka ALLAH akan mencatatnya sebagai kebaikan yang sempurna.dan
barang siapa yang melaksanakannya ALLAH akan mencatatnya sebagai sepuluh
kebaikan hingga tujuh ratus atau bahkan
lebih.dan barang siapa yang berniat melakukan kejahatan dan dia belum
melaksanakannya,maka ALLAH akan mencatatnya sebagai satu kebaikan.dan barang
siapa yang melakukan kejahatan itu akan di catat satu ke burukan. .”(riwayat
bukhari-muslim..)dan sabda beliau s.a.w lainnya dari Ibnu ‘Abbâs Radhiyallahu anhuma bahwa
Rasûlullâh Shallallahu alaihi wa sallambersabda, ”Sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla
memaafkan kesalahan (yang tanpa sengaja) dan (kesalahan karena) lupa dari
umatku serta kesalahan yang terpaksa dilakukan." Hadits ini
shahih. Diriwayatkan oleh Ibnu Mâjah (no. 2045), al-Baihaqi dalam as-Sunanul
Kubra (VII/356-357), ad-Dâraquthni (III/403), al-Hâkim (II/198), Ibnu Hibbân
(no. 7175 –at-Ta’lîqâtul Hisân), al-‘Uqaili dalam adh-Dhu’afâ (IV/1298).sementara
Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albâni rahimahullah dalam Irwâ-ul Ghalîl (no.
82) menghukuminya sebagai hadits yang shah
2.mengetahui
fitnah-fitnah yang mengotori hati.ketahuilah bahwasanya fitnah-fitnah
muncul di karenakan penentangan serta ketidaktahuan terhadap apa-apa yang harus
di jauhi dan di tiadakan dalam diri serta masyarakat dan agama.IA yang maha
pemurah dan maha penerima taubat berfirman:”telah nampak kerusakan di daratan dan lautan di karenakan perbuatan
tangan manusia.supaya ALLAH merasakan
sebagaian dari perbuatan mereka,agar mereka kembali kejalan yang benar.(Q.S
Ar-Ruum 41).dan firmanNYA yang lain:”dan
musibah apa pun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tangan kamu
sendiri,dan ALLAH memaafkan banyak dari kesalahan-kesalahanmu.”(Q.S
As-Syura 30.). dan firmanNYA:”dan
tidaklah kami menzholimi mereka,tetapi mereka lah yang menzholimi
diri mereka sendiri.”(Q.S Az-Zuhruf 76.).adapun bentuk fitnah itupun
bermacam-macamdari;syirik(menyekutukan ALLAH)kemunafikan,bid’ah(membuat sesuatu
yang baru dalam agama),sombong,dengki,thiyaroh(merasa bernasib sial melihat
burung atau kepada sesuatu) ataupun lainnya;yakni bentuk kesalahan dari dosa dan
kesalahan manusia,sebagaimana yang rasulullah s.a.w. .sabdakan:”dosa
itu sesuatu yang meresahkan hati dan engkau tidak mau di lihat manusia..”(riwayat:Muslim
dari jalan shahabat Nuwas bin Sam’aan
r.a.).imam AS Syafi’i rahimahullah pernah
bertanya kepada Waki(guru beliau)perihal hafalannya yang buruk,maka
beliau(gurunya)menjawab :”sesungguhnya
dosa yang engkau lakukan
menjadikan hafalanmu buruk,karena tidak akan berkumpul kebaikan dan
keburukan dalam satu hati)”.dan lebih dalam lagi perihal dosa/fitnahserta
apa-apa yang bisa membalikkan niat seseorang adalah keumuman fitnah/dosa yang
di lakukan suatu masyarakat di suatu tempat akan berdampak kepada perilaku
buruk dan membelokkan serta ketiadaan
niat yang baik,tulus ikhlas kepada ALLAH s.w.t sebagaimana yang rasulullah
s.a.w. sabdakan:” ”apabila riba telah muncul dalam suatu daerah,maka mereka telah
menghalalkan siksa ALLAH bagi diri mereka sendiri(AL-Hakim dari
shahabat Ibnu Abbas r.a).dan sabda beliau s.a.w. lainnya,dalam hadits yang
panjang yang di riwayatkan dari jalan shahabat Huzaifah r.a:” kata Hudzaifah:”aku mendengar rasulullah s.a.w. bersabda:”fitnah
membentang dalam lubuk hati manusia sedikit demi sedikit bagai
tenunan sehelai tikar.hati yang menerimanya akan mendapat bercak
hitam.sedangkan hati yg menolak fitnah itu akan tetap putih cemerlang selama
langit dan bumi masih ada.hati yg telah terkena bercak hitam,lama-lama semakin
sangat hitam,bagaikan belanga yg tertelungkup.dia tidak mengenal lagi baik dan
buruk,tetapi hanya mengikuti kehendak hawa nafsunya semata.”(riwayat:Muslim)
3.
menunda-nunda waktu untuk melaksanakan niat.ini juga termasuk kedalam sesuatu kelalaian,karena di dalamnya terdapat
permainan dan bisikan syaithan agar engkau selalu berada dalam dalam keburukan
dan melalaikan.rasulullah s.a.w bersabda:”jadilah kamu hidup di dunia seperti seorang yang asing atau seorang musafir”.berkata Ibnu Umar r.a:’jika engkau berada di
sore hari maka janganlah menunggu
pagi,dan jika berada di pagi hari,maka jangnlah menunggu sore hari.dan ingatlah
sehatmu ,untuksakitmu.dan ingatlah hidupmu,sebelum datang matimu.”(riwayat:.bukhari,dari
jalan Ibnu Umar r.a)
4.berteman
dengan orang-orang yang lalai dan buruk.karena teman yang buruk tentu tidak sesuai dengan orang-orang yang selalu
ingin mensucikan diri dan selalu berbuat baik.sebagaimana yang rasulullah s.a.w
sabdakan:” Permisalan
teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan
seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi,
atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap
mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan
apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau
asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628).
5.mengucapkan
lafadz niat dalam ibadah.dalam sub judul
ini masuk kedalam perihal sesuatu yang di ada-adakan dalam agama(bid’ah)karena
perbuatan ini merupakan bentuk penentangan
yang di bungkus oleh ke baikan.karena di dalamnya syaithan sang
pengelabu yang licik telah berhasil dalam menjerumuskan seseorang kedalam
pembuatan syariat baru.mengapa demikian..? ....ya karena di dalam bid’ah
pelakunya meyakini dan mengira bahwasanya perbuatannya baik dan benar ,mereka
membuat sesuatu amalan di sandarkan
kepada perkiraan dan syak wasangka
belaka,dengan mengartikan al-qur’an dan sunnah nabi s.a.w tidak berdasarkan
ilmu yang pasti,yang berasal dari para shahabat radiallahu anhum,karena
merekalah yang lebih mengerti tentang al-qur’an dan sunnah rasulullah
s.a.w.sebagaimana yang rasulullah s.a.w khabarkan dalam sebuah hadits yang di riwayatkan
dari jalan Abu Najih ‘irbat bin sariah r.a:”barang siapa yang hidup setelahku
akan mendapati pertentangan yang banyak,maka dari itu ikutilah sunnahku dan
sunnah khulafaur rasyidin yang di beri
petunjuk.gigitlah ia dengan gigi geraham kalian.maka ketahuilah setiap yang di
ada-adakan itu bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat(riwayat:Ibnu Majjah).dan
sabda beliau s.a.w lainnya:”barang siapa yang mengadakan suatu amalan
yang tidak ada contohnya dari kami maka ia tertolak.(riwayat:Bukhari-Muslim.dari
jalan Aisyah r.a).Ibnu Al-Jauzi rahimahullah pernah berkata:”iblis lebih menyukai pelaku bid’ah di
bandingkan dengan pelaku maksiat.karena di dalam bid’ah pelakunya megira perbuatannya adalah baik.adapun pelaku
maksiat masih mengakui bahwa perbuatannya adalah buruk dan salah.”(dalam
kitab talbis-iblis)
Di bawah ini contoh-contoh bid,ah mengenai niat:
-mengucapkan
lafadz niat ketika mengawali shalat.ini termasuk bid’ah karena tidak ada dasar
dan keterangan yang benar dari rasulullah s.a.w.
-mengucapkan lafadz niat ketika hendak
wudhu.inipun tidak ada dalil dan keterangan dari rasulullah s.a.w.adapun yang
benar hanya membaca bismillah,sebagaimana yang rasulullah s.a.w sabdakan:” Tidak ada shalat (tidak sah)bagi orang yang
shalat tanpa berwudhu dan tidak ada wudhu (tidak sah) wudhunya seseorang yang
tidak menyebut nama Allah.” (HR. Abu Dawud no. 101, Ibnu Majjah no. 397, dan at-Thirmidzi no. 25 dan
dihasankan oleh Syaikh al-Albani di Irwa’ no. 81 dari shahabat Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu)
-mengucapkan
lafadz niat ketika berpuasa/makan sahur.inipun tidak ada dasarnya dari
rasulullah s.a.w.
Akhirnya shalawat serta salam terlimpah dan
tercurah kepada nabi dan rasul akhir zaman panutan bagi seluruh umat rasulullah
Muhammad s.a.w.serta tak lupa juga keridhoan terlimpah kepada seluruh para
shahabat beliau seluruhnya,serta keselamatan bagi orang-orang yang mengikutinya
hingga akhir zaman.