Segala puji bagi ALLAH,yg telah menurunkan al-qur’an yg
tiada bandingannya dengan suatupun juga.yg di dalamnya terdapat petunjuk dan
hukum agar terciptanya kedamaian bagi penduduk di muka bumi.meski kaum yg tak
mengetahui tak menghendaki.
Manusia di jadikan khalifah(pemimpin)di muka bumi sebagai
pengemban apa-apa yang harus di jalani dan di yakini dari ALLAH rabb segala
sesuatunya.karena IA azza wa jalla menciptakan manusia dengan maksud dan tujuan
yg jelas.sebagai pemegang amananh dari
dan untuk NYA pula dengan konsekwensi yg telah IA tetapkan yakni baik - buruk,benar-salah,surga-neraka.
DAN SEKIRANYA
PENDUDUK SUATU NEGERI BERIMAN DAN BERTAQWA,PASTI KAMI AKAN MELIMPAHKAN KEPADA
MEREKA BERKAH DARI LANGIT DAN BUMI.TETAPI MEREKA MENDUSTAKAN(AYAT-AYAT
KAMI)MAKA KAMI SIKSA MEREKA SESUAI DENGAN APA YG TELAH MEREKA KERJAKAN.(Q.S
Al-ARAAF 96)
Ketahuilah setiap diri merupakan pemimipin.pemimpin untuk
dirinya(dalam menjaga dan melaksanakan hak dan perintahNYA),pemimpin bagi orang
lain(keluarga)serta pemimpin untuk suatu kaum/umat(Negara&pemerintahan).di
sini penulis akan bicara perihal pemimpin pemerintahan.ALLAH s.w.t berfirman:”wahai orang-orang yg beriman!taatilah ALLAH
dan taatilah rasul(Muhammad)dan ulil amri(pemerintahan) di antara kalian.jika
kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,maka kembalikanlah kepada ALLAH
(al-qur’an)dan rasul(sunnahnya),jika kamu beriman kepada ALLAH dan hari
kemudian.yg demikian itu lebih utama(bagimu)dan lebih baik akibatnya.(Q.S
An-NISA 59).dalam hal ini rasulullah s.a.w menerangkan dengan beberapa
sabdanya:yg di riwayatkan dari jalan shahabat Anas Bin Malik r.a ia
berkata;’rasulullah s.a.w bersabda:”hendaklah kamu mendengar dan mentaati
perintah,biarpun yg di angkat untuk memerintah kamu seorang hamba sahaya bangsa
habasyi,yg rambutnya bagai anggur keriting.”(Bukhari).dan dalam
sabdanya yg lain;’yg diriwayatkan dari jalan shahabat Abdullah r.a dari nabi s.a.w
beliau bersabda:”seorang muslim perlu mendengarkan dan mematuhi perintah.baik
yg di sukainya maupun yg tidak di sukainya.selama perintah itu bukan lah
maksiat.tetapi apabila di perintahkan maksiat,jangan di dengar dan di patuhi.”(Bukhari).dan
dalam riwayat lainnya dari jalan
shahabat Ibnu Abbas r.a ia berkata rasulullah s.a.w bersabda:”siapa
yg melihat sesuatu tindakan pembesarnya(penguasa)yg tidak
menyenangkan,hendaklah bersabar.karena siapa yg keluar dari ketaatan kekuasaan
yg sah barang sejengkal,niscaya ia akan mati secara mati jahiliah.”(Bukhari).
Namun dewasa ini ,karena arus serta pemikiran para
penentang,entah jenuh dengan keadaan yg mereka rasa terkungkung dan terikat
oleh aturan yg baku,yg datang dari perintah wahya(al-qur’an&sunnah nabi
s.a.w) ,atau karena memang mereka tidak suka dan terperdaya oleh nafsu dan
syaithan,yg jelas mereka membuat dan merubaha undang-undang ataupun hukum yg
telah ada.menyimpangkan ataupun menyamarkan nya bahkan tidak percaya lagi
terhadap hukum ALLAH dan rasulNYA,
Adalah demokrasi yg
sedang melanda dunia,dengan pemikiran yg tak jelas juga membodohi, serta
mengambil serta mengadopsi pemikiran dan keinginan segelintir orang ,entah ia
seorang musyrik,kafir,munafik ataupun yg tak mengetahui soal hukum agama..?maka bagaimana kondisi kaum
muslimin pada umumnya yg memang berada dalam naungan hukum pemerintahan yg
mengikuti mereka(demokrasi).di mana pemerintahan tidak berlandaskan hukum dari
al-qur’an dan sunnah nabi s.a.w..?yg di dalamnya (pemerintah)tak berpihak
kepada rakyat,menggigit,serta mementingkan diri sendiri,kelompok(partai)..?dimana banyak hak terampas,tak terpenuhi serta
keadilan tak layak./maka ketahuilah di sini wajib kaum muslimin tetap patuh dan
taat dalam naungan mereka,selama ia tidak meyakini dan mengikuti serta menjalankan
apa-apa yg ada pada mereka.dalam hal dasar-dasar hukum(undang-undang),hukum pidana dan
perdata’yg tak menyimpang’serta dalam hal&cara memilih pemimpin(pemilihan
umum/daerah).karena dalam hal ini di bolehkan sebagaimana yg ALLAH s.a.w tetapkan
dalam firtmanNYA:”barang siapa kafir
kepada ALLAH setelah ia beriman(ia mendapat kemurkaan ALLAH).kecuali orang yg
di paksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam keimanannya..tetapi orang yg
melapangkan dadanya ke pada ke kafiran,maka kemurkaan ALLAH menimpanya dan
mereka akan mendapat azab yg besar.”(Q.S.Al-Ahzab 106.lihat asbabul
nuzul/sebab turunnya ayat).Namun disini juga bukan berarti pasrah dan ikut
kedalam sistim mereka(politik praktis,partai,pemilu,demonstrasi),meski demi
merubahnya.karena tidaklah jalan yg sama pasti serupa.artinya tidaklah benar
suatu hasil jika jalannya pun menyimpang.sebagaimana firmanNYA:”dan janganlah engkau(Muhammad)menuruti
keinginan orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu.janganlah engkau
hiraukan gangguan mereka dan bertaqwalah kepada ALLAH.dan cukuplah ALLAH
sebagai pelindung.”(Q.S Al-Ahzab 48).dalam hadits di sebutkan:”nanti
kan terjadi fitnah(ke kacauan).di mana orang yg duduk(dlm menghadapi fitnah)lebih
baik dari yg berdiri.orang yg berdiri lebih baik dari yg berlari.siapa yg
menghampiri (fitnah)dalam masa kekacauan,niscaya akan terhampiri(terkena
fitnah).maka siapa yg memperoleh tempat berlindung,hendaklah ia berlindung.”(Bukhari
dari shahabat Abu Hurairah r.a).dan juga sebagai penebar fitnah berupa
teror,intimidasi,pemberontakan,yg memang tidak jelas serta terdapat banyak
kerusakan di dalamnya.sebagaimana yg di
sabdakan rasulullah s.a.w dalam hadits yg di riwayatkan shahabatUbadah bin Shamit r.a ia
berkata;’kami berbait kepada rasulullah s.a.w dalam keadaan lapang maupun
sempit,suka ataupun tidak,dalam keadaan mereka mementingkan diri mereka dari
pada kami.dan agar kami tidak memberontak(mengambil paksa kepemimpinan) dari
pemiliknya.’kemudian rasulullah s.a.w bersabda:”kecuali kalian melihat
kekafiran yg nyata ,yg kalian memiliki bukti yg nyata dari ALLAH.”(Muslim-Bukhari).dan
dalam hadits lainnya di katakan:”selama mereka(pemerintahan/pemimpin)masih
mendirikan shalat” Dengan cara saling pengertian antara
pemerintah(pemimpin)dengan rakyat(yg di pimpin)maka akan terciptalah kedamaian
dan ketentraman.sebagaimana yg rasulullah s.a.w. perintahkan dalam sabda beliau
yg di riwayatkan dari jalan shahabat Iyad bin Ghonm r.a ia
berkata;’rasulullah s.a.w bersabda:”barang siapa yg ingin menasehati
penguasa(pemerintah),hendaknya ia jangan melakukan secara
terang-terangan.tetapi hendaklah pegang tangannya dan berduaan dengannya.jika
penguasa menerimanya maka itulah yg di harapkan.akan tetapi jika menolak,maka
orang tersebut telah menunaikan kewajiban
seorang rakyat kepada penguasa.”(Ahmad dalam musnadnya.).
Akhirnya shalawat serta salam terlimpah dan tercurah kepada
penghulu para nabi dan rasul,panutan seluruh makhluk Muhammad bin Abdullah
s.a.w.serta tidak ketinggalan juga rahmat dan berkah kepada para shahabat
beliau seluruhnya ,tabi’in,tabiut tabi’in dan orang-orang yg mengikuti mereka
hingga akhir zaman.