xmlns= http://www.sitemaps.org/schemas/sitemap/0.9. Sitemap: http://example.com/sitemap_location.xml IBNUSALIMA: KEHENDAK JIWA

Rabu, 26 Juni 2013

KEHENDAK JIWA

www.arrahmah.com
Search Engine


Segala puji bagi ALLAH azza wa jalla yang telah menetapkan manusia dan membentuknya menjadi makhluk sempurna,dengan segala kelengkapan satu dengan yg lainnya saling terkait.maka tidaklah mengherankan jika manusia saling membutuhkan satu dengan yang lainnya.bahkan dalam diri manusia itu sendiri memerlukan je seragaman.dari ruh(jiwa,hati,tubuh,akal dan panca indra.maka jka salah satunya bersebrangan dari yg lainnya,akan terjadi suatu bentuk kelabilan dan ke goncangan dalam diri manusia tersebut.sadar atau tidak.sebagaimana yang rasulullah s.a.w  sabdakan:”sungguh ada dalam diri manusia ada segumpal darah,jika ia baik,maka baik pula seluruh tubuhnya.namun jika i a rusak,maka akan rusak pula jasadnya.ketahuilah bahwasanya segumpal darah itu adalah hati.”(Bukhari,dari shahabatAbu Abdullah Nu’man bin Basyir r.a)
“MAKA HADAPKANLAH WAJAHMU DENGAN LURUS KEPADA AGAMA(ISLAM)(SESUAI)FITRAH ALLAH.DI SEBABKAN DIA TELAH MENCIPTAKAN MANUSIA SESUAI(FITRAH)ITU.TIDAK ADA PERUBAHAN PADA CiPTAAN ALLAH(ITULAH)AGAMA YANG LURUS.TETAPI KEBANYAKAN MANUSIA TIDAK MEGETAHUI.)”(Q.S ar-ruum 30)
KALIAN HARUS MENGUKUTI JALAN YANG LURUS DAN MUDAH.KARENA SESUNGGUHNYA BARANG SIAPA YANG BERANI MEMBANTAH PERKARA AGAMA INI,NISCAYA AKAN DI KALAHKAN DENGAN MUDAH.”(At-Thabari dlm musykilil atsar(2/86)Al-Hakim,Al-Marwazi dlm Zawa’idu zuhud[1113]Ahmad,Al-Baihaqi/shahih oleh Al-AlBaniy dlm kitab takhrij sunnah ad-Dakhak asy-Syaibani [dari shahabat Baridah Al-Aslami.)
Manusia yang di ciptakan dengan kelengkapan hawa nafsu(keinginan)bertujuan agar manusia sendiri mengetahui apa yg menjadi kebutuhannya.baik kehidupan dunia,maupun akhirat.namun perlu diketahui bahwasanya kehendak(hawa nafsu)merupakan sesuatu apa yang menjadi bentuk dari sifat dan jenis manusia itu sendiri.artinya manusia adalah dirinya yang bertumpu pada sebuah kehendak dan keinginan pada saat itu atuapun menjadi karakter bagi dirinya.ALLAH s.w.t telah menurunkan kitab(al-qur’an)sebagai pedoman dan batas di mana manusia bisa berpegang dengannya,dan agar mendapat keridhoanNYA.namun manusia dengan sifat penentangannya tidak mau perduli dan tak mau mengikuti aturanNYA,karena ketidak tahuannya,sehingga menjadi penentang yang keras,berpijak kepada diri dan kehendaknya,meski terkadang jiwa mengingini untuk mencapai keridhoanNYA,namun dengan kecongkakan dan k esombongan diri.sebagaimana ALLAH azza wa jalla berfirman:”sungguh manusia itu sangat dzalim dan sangat mengingkari(nikmat ALLAH)(Q.S Ibrahim 34). Dan firmanNYA:”tetapi orang-orang yg dzalim mengikuti keinginannya tanpa ilmu pengetahuan.maka siapakah yg dapat memberi petunjuk kepada orang yang telah di sesatkan ALLAH.dan tidak ada seorang penolongpun bagi mereka.”(Q.S Ar-RUUM 29).sebut saja mereka kaum sufi..mereka orang-orang yg mencoba untuk mencari jalan kepadaNYA,meski mereka sendiri mengetahui bahwasanya IA azza wa jalla telah menurunkan al-qur’an dan sunnah nabiNYA Muhammad s.a.w.dengan kata lain mereka ingin menuju sesuatu yg telah pasti dengan jalan yang mereka tidak ketahui serta kecongkakan diri.sehingga tak sedikit dari mereka berkeyakinan pada diri mereka melebihi para nabi dan rasul.dan mengatakan aku adalah ALLAH,dan ALLAH adalah diriku(bersatu dengannya/berada dalam hati mereka),serta keyakunan yang lainnya.bahkan ada juga sebagian dari mereka berani mengatasnamakan rasulullah s.a.w ,demi mendapatkan pengikut dan kepercayaan diri.dengan membuat hadits-hadits palsu,munkar,do’if.sebagaimana yg ALLAH s.w.t firmankan:”dan siapakah yang lebih dzolim daripada orang yang mengada-adakan suatu kebohongan terhadap ALLAH?mereka itu akan di hadapkan kepada tuhan mereka,dan para saksi berkata;’orang-orang inilah yang telah berbohong kepada tuhan mereka.’ingatlah laknat ALLAH(di timpakan )kepada orang yg dzalim.(yaitu)mereka yg menghalangi dari jalan ALLAH dan menghendaki agar jalan itu bengkok.dan mereka itulah orang yg tidak percaya adanya akhirat.”(Q.S.Hud 18-19).dan rasulullah sa.w. bersabda perihal ini:”barang siapa yg berdusta mengatas namakan aku dengan sengaja,maka silahkan mencari tempat duduknya di neraka.”(Bukhari –Muslim dari shahabat Abu Hurairah r.a)dan banyak pula dari luar golongan mereka(kaum sufi)tak jauh beda.mereka berpijak di atas diri-diri mereka sendiri dengan suatu yg nisbi ataupun tak tentu arah.bahkan tak jarang dari mereka menyandarkan perbuatan dan perkataan mereka dengan al-qur’an atau sunnah nabi sa.w.demi kepentingan mereka,atau dengan kehendak mereka,tanpa ilmu yang benar tentang pemahaman al-qur’an dan sunnah nabi s.a.w.menurut pemahaman para shahabat r.a memahami keduanya(al-qur’an &sunnah nabi s.a.w)dan terkadang mereka mengatakan sesuatu yg benar yg sesuai dengan al-qur’an atau sunnah rasulullah s.a.w.karena memang syaithan demikian adanya sebagaimana yg rasulullah s.a.w,sabdakan dariAbu Hurairah r.a iaberkata(dlm hadits yg panjang)”aku ditugaskan rasulullah s.a.w untuk menjaga hasil zakat pada bulan ramadhan.tiba-tiba datanglah seseorang kepadaku dan mengambil sedikit zakat itu.lalu aku menangkapnya.seraya berkata;’kamu akan ku adukan kepada rasulullah s.a.w.orang itu berkata;’biarkan aku,sesungguhnya aku orang yg miskin,punya anak banyak dan sangat membutuhkannya,’pada keesokan harinya rasulullah s.a.w bertanya kepadaku:”hai Abu Hurairah apa yg dilakukan tawananmu semalam?”aku menjawab;’ya rasulullah,dia mengadukan kemiskinannya dan keluarganya yg banyak, aku kasihan kepadanya maka aku melepaskannya.’kemudian rasulullah s.a.w berkata:”sesungguhnya orang itu berdusta.esok ia akan kembali datang kepadamu.”kejadian ini berulang hingga 3x.kemudian pada ketiga kalinya orang itu berkata;’sungguh aku akan mengajarkan beberapa kalimat yg dengannya kamu akan beroleh manfaat dari ALLAH.’saya bertanya(Abu Hurairah r.a);’kalimat apakah itu?’orang itu berkata;’jika kamu hendak tidur,maka bacalah ayat kursi.’maka ALLAH akan senantiasa menurunkan pelindung bagimu,dan syaithan tidak akan mendekatkanmu hingga pagi.’keesokan harinya rasulullah s.a.w bersabda:”dia telah benar kepadamu(Abu Hurairah)dan sebenarnya dia adalah pendusta.hai Abu Hurairah tahukah dengan siapa engkau bicara semalam?”saya menjawab;’tidak’nabi s.a.w bersabda:”dia adalah syaithan.”(Bukhari):’dan Mudz Bin Jabbal r.a berkata:”hati-hatilah dengan bid’ah,karena bid’ah itu adalah sesat.dan berhati-hatilah terhadap penyimpangan ahli hikmah.karena sesungguhnya syaithan itu bisa jadi mengatakan sebuah kesesatan lewat mulut orang baik.dan bisa jadi sesuatu yang benar itu keluar dari mulut orang yang munafik.”(Thirmidzi,Al-Baihaqi,Ad-Darimi,Adz-Dzahabi).
Serta banyak dewasa ini orang-orang yg berkata dan berceloteh mengatasnamakan kebenaran,namun pada dasarnya omong kosong belaka,tanpa pijakan yang jelas,kecuali menurut kata hati dan keinginan saja.dengan kehendak dirinya untuk menjadi benar dan di benarkan.yang pada dasarnya adalah sebuah kesalahan belaka.dan banyak dari mereka tak paham bahkan tak mengerti tentang agama sedikitpun.namun terkadang sesekali mereka berkata dan berhujjah dengan,’sebutsaja al-qur’an ataupun sunnah rasulullah s.a.w,demi pengakuan dan hanya menjadikan keduanya(al-qur’an&sunnah nabi s.a.w)alat atau tameng untuk mengukuhkan keberadaan mereka dengan dirinya atau kehendak serta keinginan pribadi belaka.dan ALLAH s.w.t berfirman tentang mereka:”dan orang-orang dzolim hanya mementingkan kenikmatan dan kemewahan.dan mereka adalah orang-orang yg berdosa.”(Q.S Hud 116).
Dan sungguh banyak dari manusia ingin mengetahui segala sesuatu dengan kemampuan dirinya,bahkan dalam menemukan ataupun mengingini sesuatu tentangNYA,tanpa harus melihat dan mempelajari serta mengamalkan apa-apa yg tertera dalam al-qur’an dan sunnah nabi s.a.w.atau tanpa pengetahuan yg pasti,dengan kata lain sok tahu,serta mendahului  terhadap ALLAH dan rasulNYA Muhammad s.a.w,sebagaimana firmanNYA:”sesungguhnya orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap ALLAH tidak akan beruntung.”(Q.S An-Nahl :116)dan firmanNYA:”wahai orang-orang yang beriman!janganlah kamu mendahului ALLAH dan rasulNYA.dan bertaqwalah kepada ALLAH,sungguh ALLAH maha mendengar,maha mengetahui.”(Q.S Al-Hujurat 1)dan firmanNYA:”dan seandainya kebenaran itu mengikuti keinginan mereka,pasti binasalah langit dan bumi dan semua yang ada di dalamnya.bahkan kami telah memberikan peringatan kepada mereka,tetapi mereka berpaling dari peringatan itu.”.”(Q.S. Al-Mu’minun 71).
Namun ada juga  tak sedikit dari mereka mengambil pelajaran dari al-qur’an dan sunnah nabi s.a.w sebatas kemapuan dan kebodohan mereka.tidak dengan ilmu dan kaidah-kaidah ataupun pelajaran yang benar.dengan mengikuti para salafus sholih(para shahabat nabi s.a.w)dan orang –orang yang berada di jalannya.karena mereka para shahabat nabi s.a.w merekalah orang-orang yang mengetahui seluk-beluk dan ilmu tentang al-qur’an.karena pada zaman merekalah al-qur’an di turunkan,serta merekalah yang bergaul langsung dan menimba ilmu serta melihat dan mendengar sabda-sabda rasulullah s.a.w.
Akhirnya shalawat serta salam terlimpah dan tercurah kepada penutup para nabi dan rasul,panutan seluruh alam,Muhammad s.a.w,serta tidak juga kepada para shahabat beliau s.a.w seluruhnya,tabi’in,tabi’ut tabi’in dan orang-orang yang mengikuti mereka hingga akhir zaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar