
Segala puji bagi ALLAH azza wa jalla yang telah menetapkan
manusia dan membentuknya menjadi makhluk sempurna,dengan segala kelengkapan
satu dengan yg lainnya saling terkait.maka tidaklah mengherankan jika manusia
saling membutuhkan satu dengan yang lainnya.bahkan dalam diri manusia itu
sendiri memerlukan je seragaman.dari ruh(jiwa,hati,tubuh,akal dan panca
indra.maka jka salah satunya bersebrangan dari yg lainnya,akan terjadi suatu
bentuk kelabilan dan ke goncangan dalam diri manusia tersebut.sadar atau
tidak.sebagaimana yang rasulullah s.a.w
sabdakan:”sungguh ada dalam diri manusia ada segumpal darah,jika ia baik,maka
baik pula seluruh tubuhnya.namun jika i a rusak,maka akan rusak pula
jasadnya.ketahuilah bahwasanya segumpal darah itu adalah hati.”(Bukhari,dari
shahabatAbu Abdullah Nu’man bin Basyir r.a)
“MAKA HADAPKANLAH
WAJAHMU DENGAN LURUS KEPADA AGAMA(ISLAM)(SESUAI)FITRAH ALLAH.DI SEBABKAN DIA TELAH MENCIPTAKAN MANUSIA SESUAI(FITRAH)ITU.TIDAK ADA
PERUBAHAN PADA CiPTAAN ALLAH(ITULAH)AGAMA YANG LURUS.TETAPI KEBANYAKAN MANUSIA
TIDAK MEGETAHUI.)”(Q.S ar-ruum 30)
KALIAN HARUS MENGUKUTI
JALAN YANG LURUS DAN MUDAH.KARENA SESUNGGUHNYA BARANG SIAPA YANG BERANI
MEMBANTAH PERKARA AGAMA INI,NISCAYA AKAN DI KALAHKAN DENGAN MUDAH.”(At-Thabari dlm musykilil
atsar(2/86)Al-Hakim,Al-Marwazi dlm Zawa’idu zuhud[1113]Ahmad,Al-Baihaqi/shahih
oleh Al-AlBaniy dlm kitab takhrij sunnah ad-Dakhak asy-Syaibani [dari shahabat
Baridah Al-Aslami.)
Manusia yang di ciptakan dengan kelengkapan hawa
nafsu(keinginan)bertujuan agar manusia sendiri mengetahui apa yg menjadi
kebutuhannya.baik kehidupan dunia,maupun akhirat.namun perlu diketahui
bahwasanya kehendak(hawa nafsu)merupakan sesuatu apa yang menjadi bentuk dari
sifat dan jenis manusia itu sendiri.artinya manusia adalah dirinya yang
bertumpu pada sebuah kehendak dan keinginan pada saat itu atuapun menjadi
karakter bagi dirinya.ALLAH s.w.t telah menurunkan kitab(al-qur’an)sebagai
pedoman dan batas di mana manusia bisa berpegang dengannya,dan agar mendapat
keridhoanNYA.namun manusia dengan sifat penentangannya tidak mau perduli dan
tak mau mengikuti aturanNYA,karena ketidak tahuannya,sehingga menjadi penentang
yang keras,berpijak kepada diri dan kehendaknya,meski terkadang jiwa mengingini
untuk mencapai keridhoanNYA,namun dengan kecongkakan dan k esombongan diri.sebagaimana
ALLAH azza wa jalla berfirman:”sungguh
manusia itu sangat dzalim dan sangat mengingkari(nikmat ALLAH)(Q.S Ibrahim
34). Dan firmanNYA:”tetapi orang-orang
yg dzalim mengikuti keinginannya tanpa ilmu pengetahuan.maka siapakah yg dapat
memberi petunjuk kepada orang yang telah di sesatkan ALLAH.dan tidak ada
seorang penolongpun bagi mereka.”(Q.S Ar-RUUM 29).sebut saja mereka kaum
sufi..mereka orang-orang yg mencoba untuk mencari jalan kepadaNYA,meski mereka
sendiri mengetahui bahwasanya IA azza wa jalla telah menurunkan al-qur’an dan
sunnah nabiNYA Muhammad s.a.w.dengan kata lain mereka ingin menuju sesuatu yg
telah pasti dengan jalan yang mereka tidak ketahui serta kecongkakan
diri.sehingga tak sedikit dari mereka berkeyakinan pada diri mereka melebihi
para nabi dan rasul.dan mengatakan aku adalah ALLAH,dan ALLAH adalah
diriku(bersatu dengannya/berada dalam hati mereka),serta keyakunan yang lainnya.bahkan
ada juga sebagian dari mereka berani mengatasnamakan rasulullah s.a.w ,demi
mendapatkan pengikut dan kepercayaan diri.dengan membuat hadits-hadits palsu,munkar,do’if.sebagaimana
yg ALLAH s.w.t firmankan:”dan siapakah
yang lebih dzolim daripada orang yang mengada-adakan suatu kebohongan terhadap
ALLAH?mereka itu akan di hadapkan kepada tuhan mereka,dan para saksi
berkata;’orang-orang inilah yang telah berbohong kepada tuhan mereka.’ingatlah
laknat ALLAH(di timpakan )kepada orang yg dzalim.(yaitu)mereka yg menghalangi
dari jalan ALLAH dan menghendaki agar jalan itu bengkok.dan mereka itulah orang
yg tidak percaya adanya akhirat.”(Q.S.Hud 18-19).dan rasulullah sa.w.
bersabda perihal ini:”barang siapa yg berdusta mengatas namakan aku
dengan sengaja,maka silahkan mencari tempat duduknya di neraka.”(Bukhari
–Muslim dari shahabat Abu Hurairah r.a)dan banyak pula dari luar golongan
mereka(kaum sufi)tak jauh beda.mereka berpijak di atas diri-diri mereka sendiri
dengan suatu yg nisbi ataupun tak tentu arah.bahkan tak jarang dari mereka
menyandarkan perbuatan dan perkataan mereka dengan al-qur’an atau sunnah nabi
sa.w.demi kepentingan mereka,atau dengan kehendak mereka,tanpa ilmu yang benar
tentang pemahaman al-qur’an dan sunnah nabi s.a.w.menurut pemahaman para shahabat
r.a memahami keduanya(al-qur’an &sunnah nabi s.a.w)dan terkadang mereka
mengatakan sesuatu yg benar yg sesuai dengan al-qur’an atau sunnah rasulullah
s.a.w.karena memang syaithan demikian adanya sebagaimana yg rasulullah s.a.w,sabdakan
dariAbu
Hurairah r.a iaberkata(dlm hadits yg panjang)”aku ditugaskan rasulullah s.a.w
untuk menjaga hasil zakat pada bulan ramadhan.tiba-tiba datanglah seseorang
kepadaku dan mengambil sedikit zakat itu.lalu aku menangkapnya.seraya
berkata;’kamu akan ku adukan kepada rasulullah s.a.w.orang itu berkata;’biarkan
aku,sesungguhnya aku orang yg miskin,punya anak banyak dan sangat
membutuhkannya,’pada keesokan harinya rasulullah s.a.w bertanya kepadaku:”hai
Abu Hurairah apa yg dilakukan tawananmu semalam?”aku menjawab;’ya
rasulullah,dia mengadukan kemiskinannya dan keluarganya yg banyak, aku kasihan
kepadanya maka aku melepaskannya.’kemudian rasulullah s.a.w
berkata:”sesungguhnya orang itu berdusta.esok ia akan kembali datang
kepadamu.”kejadian ini berulang hingga 3x.kemudian pada ketiga kalinya orang
itu berkata;’sungguh aku akan mengajarkan beberapa kalimat yg dengannya kamu
akan beroleh manfaat dari ALLAH.’saya bertanya(Abu Hurairah r.a);’kalimat
apakah itu?’orang itu berkata;’jika kamu hendak tidur,maka bacalah ayat
kursi.’maka ALLAH akan senantiasa menurunkan pelindung bagimu,dan syaithan
tidak akan mendekatkanmu hingga pagi.’keesokan harinya rasulullah s.a.w
bersabda:”dia telah benar kepadamu(Abu Hurairah)dan sebenarnya dia adalah
pendusta.hai Abu Hurairah tahukah dengan siapa engkau bicara semalam?”saya
menjawab;’tidak’nabi s.a.w bersabda:”dia adalah syaithan.”(Bukhari):’dan
Mudz Bin Jabbal r.a berkata:”hati-hatilah
dengan bid’ah,karena bid’ah itu adalah sesat.dan berhati-hatilah terhadap
penyimpangan ahli hikmah.karena sesungguhnya syaithan itu bisa jadi mengatakan
sebuah kesesatan lewat mulut orang baik.dan bisa jadi sesuatu yang benar itu
keluar dari mulut orang yang munafik.”(Thirmidzi,Al-Baihaqi,Ad-Darimi,Adz-Dzahabi).
Serta banyak dewasa ini orang-orang yg berkata dan
berceloteh mengatasnamakan kebenaran,namun pada dasarnya omong kosong
belaka,tanpa pijakan yang jelas,kecuali menurut kata hati dan keinginan
saja.dengan kehendak dirinya untuk menjadi benar dan di benarkan.yang pada
dasarnya adalah sebuah kesalahan belaka.dan banyak dari mereka tak paham bahkan
tak mengerti tentang agama sedikitpun.namun terkadang sesekali mereka berkata
dan berhujjah dengan,’sebutsaja al-qur’an ataupun sunnah rasulullah s.a.w,demi
pengakuan dan hanya menjadikan keduanya(al-qur’an&sunnah nabi s.a.w)alat
atau tameng untuk mengukuhkan keberadaan mereka dengan dirinya atau kehendak
serta keinginan pribadi belaka.dan ALLAH s.w.t berfirman tentang mereka:”dan orang-orang dzolim hanya mementingkan
kenikmatan dan kemewahan.dan mereka adalah orang-orang yg berdosa.”(Q.S Hud
116).
Dan sungguh banyak dari manusia ingin mengetahui segala
sesuatu dengan kemampuan dirinya,bahkan dalam menemukan ataupun mengingini
sesuatu tentangNYA,tanpa harus melihat dan mempelajari serta mengamalkan
apa-apa yg tertera dalam al-qur’an dan sunnah nabi s.a.w.atau tanpa pengetahuan
yg pasti,dengan kata lain sok tahu,serta mendahului terhadap ALLAH dan rasulNYA Muhammad
s.a.w,sebagaimana firmanNYA:”sesungguhnya
orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap ALLAH tidak akan beruntung.”(Q.S
An-Nahl :116)dan firmanNYA:”wahai
orang-orang yang beriman!janganlah kamu mendahului ALLAH dan rasulNYA.dan
bertaqwalah kepada ALLAH,sungguh ALLAH maha mendengar,maha mengetahui.”(Q.S
Al-Hujurat 1)dan firmanNYA:”dan
seandainya kebenaran itu mengikuti keinginan mereka,pasti binasalah langit dan
bumi dan semua yang ada di dalamnya.bahkan kami telah memberikan peringatan
kepada mereka,tetapi mereka berpaling dari peringatan itu.”.”(Q.S.
Al-Mu’minun 71).
Namun ada juga tak
sedikit dari mereka mengambil pelajaran dari al-qur’an dan sunnah nabi s.a.w
sebatas kemapuan dan kebodohan mereka.tidak dengan ilmu dan kaidah-kaidah
ataupun pelajaran yang benar.dengan mengikuti para salafus sholih(para shahabat
nabi s.a.w)dan orang –orang yang berada di jalannya.karena mereka para shahabat
nabi s.a.w merekalah orang-orang yang mengetahui seluk-beluk dan ilmu tentang
al-qur’an.karena pada zaman merekalah al-qur’an di turunkan,serta merekalah
yang bergaul langsung dan menimba ilmu serta melihat dan mendengar sabda-sabda
rasulullah s.a.w.
Akhirnya shalawat serta salam terlimpah dan tercurah kepada
penutup para nabi dan rasul,panutan seluruh alam,Muhammad s.a.w,serta tidak
juga kepada para shahabat beliau s.a.w seluruhnya,tabi’in,tabi’ut tabi’in dan
orang-orang yang mengikuti mereka hingga akhir zaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar