xmlns= http://www.sitemaps.org/schemas/sitemap/0.9. Sitemap: http://example.com/sitemap_location.xml IBNUSALIMA: SASTRA SEBAGAI MEDIA DA'WAH

Minggu, 24 April 2016

SASTRA SEBAGAI MEDIA DA'WAH

Segala puji bagi ALLAH yang telah memberikan segala sesuatunya dengan keindahan,karena IA yang maha indah menyukai keindahan.manusia yang di berikan hati dan akal untuk menilai baik dan buruk untuk dan bagi dirinya sebagai filter agar nantinya setiap diri yang hidup di muka bumi bisa menikmati segala apa yang diciptakanNYA dengan tanpa sia -sia.
    Sastra merupan satu dari sekian banyak hasil buah pikiran manusia ,di mana di dalamnya terdapat keindahan kalam dari lisan yang tertumpu pada intuisi hati seseorang.ini terbagi atau terkotak -kotak dalam bentuk yang berbeda dengan ciri khas penamaan ilmu di dalamnya.
dalam perkembangannya pun tidak di ketahui kapan tepatnya ilmu ini muncul.yang pasti di setiap era dan waktu ia tetap bergulir bersama peradapan manusia.penulis di sini tidak akan membahas panjang lebar perihal sastra itu sendiri,karena penulis ingin mengangkat sastra sebagaimedia penyampai da'wah agar penerimaan jalan jalan petunjuk dapat singgah pada orang -orang yang mencari dan menghendakinya,agar nantinya tidak salah menilai terlebih lagi menyimpang.karena dalam sastra  terdapat banyak jerat-jerat syaithan yang membelokkan jalan yang lurus.
Mungkin semua telah tahu Al-qur'an atau tepatnya islam  di turunkan  ketika zaman itu telah atau sedang meningginya nilai sastra pada bangsa arab,di mana para pemuka -pemuka tertinggi dari setiap kabilah suku menguasainya.hingga tak heran jika kaum kafir dan musryik menyebut rasulullah s.a.w sebagai seorang penyair gila.karena mereka mengakui dalam bahasa al-qur'an terdapat nilai-nilai bahasa yang sangat tinggi lagi benar,sehingga orang yang mendengarkan al-qur'an pada masa itu tergugah hati serta jiwa untuk megakui dan mengikuti ajaran yang dibawa oleh rasulullah s.a.w.
    telah banyak di kenal dalam islam pada masa perjuangan da'wah rasulullah s.a.w para penyair terkemuka yang dengan syair -syairnya mampu melawan keburukkan -keburukkan dan celaan -celaan kaum musyrik dan kafir untuk menjatuhkan rasulullah s.a.w dengan syair -syair mereka.bahkan rasul s.a.w sendiri pun menyuruh mereka untuk bersyair demi mematahkan hujjah dan alasan -alasan mereka(kaum kafir dan musyrik).diantara nama -nama penyair islam itu adalah:Abdullah bin Rawahah,Hasan ibnu Tsabit,Kaab bin Zuhair,Kaab bin Malik,Al-Khansa binti Amru Abu Jaulah dan banyak lagi  lainnya.
dalam al-qur'an ALLAH azza wa jalla telah menunjukkan karakter khusus bagi para penyair yang baik dan benar dengan para penyair yang buruk yakni dalam Q.S Asyu'ara 221-220 yang artinya:"maukah AKU beritakan kepadamu pada siapa syithan-syithan itu turun?.mereka turun kepada setiap pendusta yang banyak berdosa.mereka menyampaikan hasil pendengaran mereka sedangkan kebanyakan mereka kebanyakan orang -orang  pendusta.dan penyair -penyair itu di ikuti oleh orang -orang yang sesat.tidaklah engkau melihat bahwa mereka mengembara di setiap lembah.dan bahwa mereka mengatakan apa yang mereka  sendiri tidak mengerjakannya..kecuali orang -orang(penyair) yang beriman dan berbuat  kebajikan  dan banyak mengingat ALLAH  dan mendapat kemenangan  setelah terdzalimi.dan orang -orang yang dzalim kelak  akan tahu ke tempat mana  mereka akan kembali.".
dalam ayat di atas di sebutklan bahwasanya mereka mengembara di tiap -tiap lembah lembah.telah maklum adanya dalam pembuatan syair atau karya sastra pada umumnnya tidak sedikit bahkan telah menjadi keumuman bahwa sang pembuat syair atau lainnya dalm pencapaian pembuatan syair di butuhkan sebuah inspirasi agar karya -karya itu terlihat dan terdengar indah bagi orang yang menerimanya.maka dari itu tak sedikit para penyair melakukan perjalanan pergi kesebuah gunung(lembah),laut atau tempat -tempat lain bahkan tidak sedikit pula mereka mengadakan ritual meditasi bahkan lebih dari itu.dan dalam pencapaian inspirasi itulah syaithan turun kepada para penyair membisikkan sesuatu sebagai pengelabuan yang di bungkus keindahan karya.sehingga segala apa yang di bisikkan itu entah akan menjadi bumerang bagi bagi sang penyair itu sendiri karena mereka hanya melihat dari sisi keindahan karya bukan dari kebenaran yang tertera.tak heran mereka membuat /mengatakan sesuatu kebaikkan yang tak ada pada diri mereka ,justrumalah sebalikknya melakukkan keburukkan yang berlawanan dari apa yang mereka katakan.
       Dalam perkembangannya sastra telah terbagi menjadi beberapa bagian.di indonesia sendiri telah di kelompokkan menjadi sastra lama dn sastra baru.dan dari pengelompokkan itu di berikan cabang-cabang serta ciri khas tersendiri.
Dalam dunia da'wah pun sastra mengambil bagian  dan peranannya,tidak terhitung pula mereka(sastrawan)atau para penyair,penulis yang mengambil bagian ini.tapi sangat di sayangkan mereka hanya mengetahui dari kaca mata dan kata da'wah,namun tidak dari inti yang di hendakki oleh sang pemberi syariat yakni ALLAH azza wa jalla dan rasulNYA Muhammad s.a.w.
sebut saja para penulis;cerpen,sajak,puisi dan banyak lagi bentuk lain serta buku buku sejenis novel baik viksi maupun non viksi.
Perlu di ketahui segala sesuatu yang masuk kedalam sastra ia akan mengembang dan terus menggali jalan -jalan menuju ketingkat kepuasan dari si empunya diri itu sendiri.tak heran jika seorang sastrawan atau cabang dari bagian sastra akan bermuara atau berujung kepada ilmu mantik(filsafat/ kalam)tak heran jika mereka telah masuk kedalamnya maka seseorang akan berdiri di atas kesesatan bahkan ada juga yang menjadi ateis(ALLAHU ta'ala alam).
kita bisa melihat bagaimana seorang kahlil gibran seorang penyair yang berasal dari Libanon yang yang beragama nasrani lahir pada  era 1883 hingga meninggal  11931.karyanya cukup di kenal hingga tahun 1980 bahkan memasuki era 1990.yang karya -karyanya di buat dengan bahasa arab,hingga banyak orang mengira bahwasanya ia seorang muslim.
pada awalnya ia selalu membawakan karya karya  perihal cinta juga tema bernafaskan religi tentunya yang hanya mengacu kepada diri sendiri dengan intuisi yang bergerak bebas tanpa pijakan yang benar yakni berdasar pijakkan al-qur'an dan sunnah nabi s.a.w. dan para shahabat r.a yang lebih mengetahui tentang keduanya(As-Shalafus shalih). di awal pembahasan telah di sebutkan beberapa penyair di era rasulullah s.a.w dan bagaimana mereka menjalani kehidupan dan dalam pembuatan syair ataupun bentuk lainnya.dan bagaimana mereka tetap berdiri dalam jalur yang benar di mana ketaqwaan ada dalam perkataan dan ucapan.
sebagaimana pula telah kita ketahui banyak kisah atau cerita dalam pembuatan suatu bentuk sastra sebut saja viksi.dalam pembuatannya ia berdiri di dua keadaan:
                   1.berdiri pada diri/intuisi yang bisa di benarkan dan ini rentan terhadap hembusan syaithan yang ingin mengelabui melalui keindahan.
                    2.berdiri pada halusinasi dan ilusi yang di dalamnya syaithan bebas berbuat dalam membisiki si pembuat karya.sehingga hasil dari sesuatu yang di buat atas dasar ini tidak di ragukan lagi akan menjadi sebuah karya yang mengacu kepada hayal ,berakibat akan mempengaruhi perilaku bagi si pembaca karya itu sendiri.
      Kembali kedunia islam.pada masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib r.a telah banyak orang yang membuat sebuah khasun(cerita)  sebagai media penyampai untuk mencari atau mendekatkan diri kepada ALLAH azza wa jalla.pernah di kisahkan bahwasanya Ali Bin Abi Thalib r.a masuk kesebuah masjid yang di dalamnya terdapat seorang berkhutbah dan bicara ini dan itu.lalu beliau r.a. bertanya "apakah engkau mengetahui atau meriwatkan sebuah hadits dari rasulullah s.a.w?"maka orang itu menjawab"tidak..".beliau r.a pun mengusir orang tersebut.
dalam perkembangannya   para pembuat cerita dan syair ini semakin jauh menyimpang mereka berani membuat -buat hadits palsu demi agar di dengar dan di ikuti setiap cerita -cerita yang mereka buat. bahkan menjurus kepada kemusryikan(berupa tabaruk/meminta peraantaraan),dengan berdalih mencintai rasulullah s.a.w dan ahlul bait.hingga mereka sangat berani memasukkan cerita ataupun syair -syair yang di senandungkan(nasyid)meski tanpa musik dengan dalih perantaraan sebagai mendekatkan diri kepada ALLAH azza wa jalla,hingga segala sesuatu yang mereka buat baik cerita ataupu syair -syair tersebut sudah di anggap sebagai bentuk peribadatan kepada ALLAH s.w.t.
tak di ragukan lagi jika ini di lihat dari ilmu yang benar dan pasti yakni al-qur'an dan sunnah rasulullah s.a.w serta bagaimana para shahabat r.a memahami keduanya maka perbuatan ini masuk kepada sebuah bid'ah(sesuatu yang diada-adakan dalam hal ibadah).karena tidak satupun mereka membuat syair melainkan dalam peperangan sebagai penggugah hati dan atau sekedar mengusir kejenuhan.
    Akhirnya shalawat serta salam terlimpah dan tercurah kepada penghulu para nabi dan rasul panutan bagi seluruh penghuni alam Muhammad bin Abdullah s.a.w.serta tak lupa kepada para -orang -orang yang di muliakan dan di ridhoi dari seluruh para shahabat r..a.serta orang -orang yang mengikutinya hingga akhir zaman.
                    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar