xmlns= http://www.sitemaps.org/schemas/sitemap/0.9. Sitemap: http://example.com/sitemap_location.xml IBNUSALIMA

Minggu, 24 April 2016

SASTRA SEBAGAI MEDIA DA'WAH

Segala puji bagi ALLAH yang telah memberikan segala sesuatunya dengan keindahan,karena IA yang maha indah menyukai keindahan.manusia yang di berikan hati dan akal untuk menilai baik dan buruk untuk dan bagi dirinya sebagai filter agar nantinya setiap diri yang hidup di muka bumi bisa menikmati segala apa yang diciptakanNYA dengan tanpa sia -sia.
    Sastra merupan satu dari sekian banyak hasil buah pikiran manusia ,di mana di dalamnya terdapat keindahan kalam dari lisan yang tertumpu pada intuisi hati seseorang.ini terbagi atau terkotak -kotak dalam bentuk yang berbeda dengan ciri khas penamaan ilmu di dalamnya.
dalam perkembangannya pun tidak di ketahui kapan tepatnya ilmu ini muncul.yang pasti di setiap era dan waktu ia tetap bergulir bersama peradapan manusia.penulis di sini tidak akan membahas panjang lebar perihal sastra itu sendiri,karena penulis ingin mengangkat sastra sebagaimedia penyampai da'wah agar penerimaan jalan jalan petunjuk dapat singgah pada orang -orang yang mencari dan menghendakinya,agar nantinya tidak salah menilai terlebih lagi menyimpang.karena dalam sastra  terdapat banyak jerat-jerat syaithan yang membelokkan jalan yang lurus.
Mungkin semua telah tahu Al-qur'an atau tepatnya islam  di turunkan  ketika zaman itu telah atau sedang meningginya nilai sastra pada bangsa arab,di mana para pemuka -pemuka tertinggi dari setiap kabilah suku menguasainya.hingga tak heran jika kaum kafir dan musryik menyebut rasulullah s.a.w sebagai seorang penyair gila.karena mereka mengakui dalam bahasa al-qur'an terdapat nilai-nilai bahasa yang sangat tinggi lagi benar,sehingga orang yang mendengarkan al-qur'an pada masa itu tergugah hati serta jiwa untuk megakui dan mengikuti ajaran yang dibawa oleh rasulullah s.a.w.
    telah banyak di kenal dalam islam pada masa perjuangan da'wah rasulullah s.a.w para penyair terkemuka yang dengan syair -syairnya mampu melawan keburukkan -keburukkan dan celaan -celaan kaum musyrik dan kafir untuk menjatuhkan rasulullah s.a.w dengan syair -syair mereka.bahkan rasul s.a.w sendiri pun menyuruh mereka untuk bersyair demi mematahkan hujjah dan alasan -alasan mereka(kaum kafir dan musyrik).diantara nama -nama penyair islam itu adalah:Abdullah bin Rawahah,Hasan ibnu Tsabit,Kaab bin Zuhair,Kaab bin Malik,Al-Khansa binti Amru Abu Jaulah dan banyak lagi  lainnya.
dalam al-qur'an ALLAH azza wa jalla telah menunjukkan karakter khusus bagi para penyair yang baik dan benar dengan para penyair yang buruk yakni dalam Q.S Asyu'ara 221-220 yang artinya:"maukah AKU beritakan kepadamu pada siapa syithan-syithan itu turun?.mereka turun kepada setiap pendusta yang banyak berdosa.mereka menyampaikan hasil pendengaran mereka sedangkan kebanyakan mereka kebanyakan orang -orang  pendusta.dan penyair -penyair itu di ikuti oleh orang -orang yang sesat.tidaklah engkau melihat bahwa mereka mengembara di setiap lembah.dan bahwa mereka mengatakan apa yang mereka  sendiri tidak mengerjakannya..kecuali orang -orang(penyair) yang beriman dan berbuat  kebajikan  dan banyak mengingat ALLAH  dan mendapat kemenangan  setelah terdzalimi.dan orang -orang yang dzalim kelak  akan tahu ke tempat mana  mereka akan kembali.".
dalam ayat di atas di sebutklan bahwasanya mereka mengembara di tiap -tiap lembah lembah.telah maklum adanya dalam pembuatan syair atau karya sastra pada umumnnya tidak sedikit bahkan telah menjadi keumuman bahwa sang pembuat syair atau lainnya dalm pencapaian pembuatan syair di butuhkan sebuah inspirasi agar karya -karya itu terlihat dan terdengar indah bagi orang yang menerimanya.maka dari itu tak sedikit para penyair melakukan perjalanan pergi kesebuah gunung(lembah),laut atau tempat -tempat lain bahkan tidak sedikit pula mereka mengadakan ritual meditasi bahkan lebih dari itu.dan dalam pencapaian inspirasi itulah syaithan turun kepada para penyair membisikkan sesuatu sebagai pengelabuan yang di bungkus keindahan karya.sehingga segala apa yang di bisikkan itu entah akan menjadi bumerang bagi bagi sang penyair itu sendiri karena mereka hanya melihat dari sisi keindahan karya bukan dari kebenaran yang tertera.tak heran mereka membuat /mengatakan sesuatu kebaikkan yang tak ada pada diri mereka ,justrumalah sebalikknya melakukkan keburukkan yang berlawanan dari apa yang mereka katakan.
       Dalam perkembangannya sastra telah terbagi menjadi beberapa bagian.di indonesia sendiri telah di kelompokkan menjadi sastra lama dn sastra baru.dan dari pengelompokkan itu di berikan cabang-cabang serta ciri khas tersendiri.
Dalam dunia da'wah pun sastra mengambil bagian  dan peranannya,tidak terhitung pula mereka(sastrawan)atau para penyair,penulis yang mengambil bagian ini.tapi sangat di sayangkan mereka hanya mengetahui dari kaca mata dan kata da'wah,namun tidak dari inti yang di hendakki oleh sang pemberi syariat yakni ALLAH azza wa jalla dan rasulNYA Muhammad s.a.w.
sebut saja para penulis;cerpen,sajak,puisi dan banyak lagi bentuk lain serta buku buku sejenis novel baik viksi maupun non viksi.
Perlu di ketahui segala sesuatu yang masuk kedalam sastra ia akan mengembang dan terus menggali jalan -jalan menuju ketingkat kepuasan dari si empunya diri itu sendiri.tak heran jika seorang sastrawan atau cabang dari bagian sastra akan bermuara atau berujung kepada ilmu mantik(filsafat/ kalam)tak heran jika mereka telah masuk kedalamnya maka seseorang akan berdiri di atas kesesatan bahkan ada juga yang menjadi ateis(ALLAHU ta'ala alam).
kita bisa melihat bagaimana seorang kahlil gibran seorang penyair yang berasal dari Libanon yang yang beragama nasrani lahir pada  era 1883 hingga meninggal  11931.karyanya cukup di kenal hingga tahun 1980 bahkan memasuki era 1990.yang karya -karyanya di buat dengan bahasa arab,hingga banyak orang mengira bahwasanya ia seorang muslim.
pada awalnya ia selalu membawakan karya karya  perihal cinta juga tema bernafaskan religi tentunya yang hanya mengacu kepada diri sendiri dengan intuisi yang bergerak bebas tanpa pijakan yang benar yakni berdasar pijakkan al-qur'an dan sunnah nabi s.a.w. dan para shahabat r.a yang lebih mengetahui tentang keduanya(As-Shalafus shalih). di awal pembahasan telah di sebutkan beberapa penyair di era rasulullah s.a.w dan bagaimana mereka menjalani kehidupan dan dalam pembuatan syair ataupun bentuk lainnya.dan bagaimana mereka tetap berdiri dalam jalur yang benar di mana ketaqwaan ada dalam perkataan dan ucapan.
sebagaimana pula telah kita ketahui banyak kisah atau cerita dalam pembuatan suatu bentuk sastra sebut saja viksi.dalam pembuatannya ia berdiri di dua keadaan:
                   1.berdiri pada diri/intuisi yang bisa di benarkan dan ini rentan terhadap hembusan syaithan yang ingin mengelabui melalui keindahan.
                    2.berdiri pada halusinasi dan ilusi yang di dalamnya syaithan bebas berbuat dalam membisiki si pembuat karya.sehingga hasil dari sesuatu yang di buat atas dasar ini tidak di ragukan lagi akan menjadi sebuah karya yang mengacu kepada hayal ,berakibat akan mempengaruhi perilaku bagi si pembaca karya itu sendiri.
      Kembali kedunia islam.pada masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib r.a telah banyak orang yang membuat sebuah khasun(cerita)  sebagai media penyampai untuk mencari atau mendekatkan diri kepada ALLAH azza wa jalla.pernah di kisahkan bahwasanya Ali Bin Abi Thalib r.a masuk kesebuah masjid yang di dalamnya terdapat seorang berkhutbah dan bicara ini dan itu.lalu beliau r.a. bertanya "apakah engkau mengetahui atau meriwatkan sebuah hadits dari rasulullah s.a.w?"maka orang itu menjawab"tidak..".beliau r.a pun mengusir orang tersebut.
dalam perkembangannya   para pembuat cerita dan syair ini semakin jauh menyimpang mereka berani membuat -buat hadits palsu demi agar di dengar dan di ikuti setiap cerita -cerita yang mereka buat. bahkan menjurus kepada kemusryikan(berupa tabaruk/meminta peraantaraan),dengan berdalih mencintai rasulullah s.a.w dan ahlul bait.hingga mereka sangat berani memasukkan cerita ataupun syair -syair yang di senandungkan(nasyid)meski tanpa musik dengan dalih perantaraan sebagai mendekatkan diri kepada ALLAH azza wa jalla,hingga segala sesuatu yang mereka buat baik cerita ataupu syair -syair tersebut sudah di anggap sebagai bentuk peribadatan kepada ALLAH s.w.t.
tak di ragukan lagi jika ini di lihat dari ilmu yang benar dan pasti yakni al-qur'an dan sunnah rasulullah s.a.w serta bagaimana para shahabat r.a memahami keduanya maka perbuatan ini masuk kepada sebuah bid'ah(sesuatu yang diada-adakan dalam hal ibadah).karena tidak satupun mereka membuat syair melainkan dalam peperangan sebagai penggugah hati dan atau sekedar mengusir kejenuhan.
    Akhirnya shalawat serta salam terlimpah dan tercurah kepada penghulu para nabi dan rasul panutan bagi seluruh penghuni alam Muhammad bin Abdullah s.a.w.serta tak lupa kepada para -orang -orang yang di muliakan dan di ridhoi dari seluruh para shahabat r..a.serta orang -orang yang mengikutinya hingga akhir zaman.
                    

Kamis, 21 April 2016

MENYINGKAPI TAKDIR

Segala puji milik ALLAH yang di tanganNYA segala urusan terlaksana.DIA lah yang maha adil yang telah menetapkan kebaikan dan keburukkan pada tempatnya,dan takkan mungkin di rubah oleh segala sesuatupun juga.dengan kehendakNYA pulalah segala sesuatunya terjadi.serta dengan se izinNYA jualah keburukkan tak terwujud.shalawat serta salam terlimpah dan tercurah kepada penutup para nabi dan rasul Muhammad bin Abdillah s.a.w.serta keridhoanNYA senantiasa bersama shahabat beliau s.a.w seluruhnya.dan petunjuk serta keselamatan senantiasa bersama orang-orang yang mengikutinya hingga akhir zaman.
    Takdir baik ataupun buruk merupakan fenomena di mana seluruh penghuni bumi pasti akan melaluinya;baik suka ataupun tidak,menerima dengan jiwa- hati- lisan maupun perbuatan ataupun membencinya -diam-mengkufurinya adalah ketetapan yang mutlak dariNYA.
dan tidaklah seseorang di katakan beriman sebelum ia meyakini perihal ini,sebagaimana yang rasulullah sabdakan dalam sebuah hadits yang di riwayatkan dari jalan shahabat.....
Dalam kesenangan yang di mana manusia berlomba-lomba mencarinya; baik terencana maupun tidak,berusaha ataupun hanya duduk diam mereka pasti akan mendapatkannya dengan tidak sedikitpun berkurang jika ALLAH yang maha kaya telah menetapkannya.begitupun sebaliknya dengan sekuat apapun usaha yang telah di lakukan apalagi dengan diam berpangku tangan jika keberhasilan tidak menyapa maka ia tidak mendapatkannya.itupun atas kehendakNYA karena DIA yang maha kaya dan maha pemberi rizki mutlak memberi keputusan.di sini di perlukan ketawakalan serta keimanan hanya tertuju kepadaNYA,karena jika tidak maka seseorang akan masuk kepada kekufuran kepadaNYA sebagaimana firmanNYA:"maka apabila manusia di timpa kesusahan maka ia menyeru kepada kami,kemudian jika berikan nikmat kami kepadanya maka ia berkata'sesungguhnya aku di beri nikmat ini hanyalah dari pemikiranku'.sebenarnya itu adalah ujian,tetapikebanyakan mereka tidak mengetahui"(q.s az-zumar 49).).dan firnanNYA yang lain :"boleh jadi engkau tidak menyukai sesuatu ,padahal itu baik bagimu.dan boleh jadi engkau menyukai sesuatu ia tidak baik bagimu.ALLAH mengetehui sedang kamu tidak mengetahui".(Q.S Al-Baqarah 216).dan firmanNYA yang lain:."dan tidaklah mereka mengetahui bahwasanya ALLAH melapangkan rezki bagi siapa yang DIA kehendaki  dan membatasi bagi siapa yang DIA kehendaki"..(Q.S Az-Zumar.52).dan dalam hal ini rasulullah s.a.w bersabda dari shahabat Jabir bin Samurah r.a ia berkata rasulullah s.a.w bersabda:"ada tiga hal yang aku takutkan dari umatku;meminta hujan dengan bantuan bintang di langit,ke dzaliman pemimpin,dan mendustai takdir."(Ahmad,Abu Ya'la, ath-thrabani/shahih oleh al-albani dalam silsilah hadits ash-shahihah 1127)dalam hal rizki memang bukanlah sesuatu yang dapat di pastikan oleh akal maupun hati,meski dalam beberapa hal sebut saja seseorang yang di berikan gaji perminggu ataupun perbulan mengira bahwasanya itu rizki mati artinya telah tetap dan takkan berubah untuknya tanpa bertambah maupun berkurang.mengapa demikian..?ya karena ia tidak mengetahui takdir berikutnya,artinya apakah ia akan mendapatkan suatu rizki tambahan dengan usaha sampingan atau dalam bentuk lainnya,ataupun dengan sesuatu yang menghantarkan  rizki serta jalan-jalannya.namun hendaknya ia tidak berdiam diri ataupun berputus asa.sebagaimana yang ALLAH azza wa jalla khabarkan:"; dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir"
(Yusuf: 87).
Maka ketahuilah sesuatu pemikiran ataupun yang membuat seseorang ragu adalah halangan adanya.dan jika ketentuanNYA di tetapkan dengan keadaan"jikalau"sedang kehendak yang baik tidak di kerjakan dengan atau tanpa kata"tapi"maka kebaikan dan keberhasilan laksana  naik menguap hilang tanpa bekas.adapun kebaikan yang di lakukan dengan atau tanpa hasil"di dunia"maka ketentuan mutlak dariNYA adalah lebih baik.
dan ingatlah rizki itu bukanlah mutlak hanya kerja keras belaka,ataupun mutlak hanya dengan pengharapan ataupun doa serta ibadah semata tanpa usaha untk mendapatkannya.mengapa demikian..?ya...karena ALLAH menciptaklan segala sesuatunya dengan sangat terencana,begitupun dalam hal rizki serta jalan-jalannya.rasulullah s.a.w  saja dengan keluarga beliau hanya makan kecuali hanya3 butir kurma dalam sehari selama 3 hari karena beliau s.a.w tidak sempat berusaha untuk mencari penghidupan dikarenakan beliau s.a.w sibuk mengurusi umat,dengan turunnya wahyu.lantas bagaimana dengan selain beliau s.a.w yang bukan nabi dan rasul...?.dan lam hal rizki ini pula tidaklah habis ataupun bertambah serta berkurang kecuali apa yang telah ALLAH sang maha kaya dan maha pemberi rizki telah menetapkan untuk setiap makhlukNYA,sebagaimana yang rasulullah s.a.w sabdakan dlam sebuah hadits:"seseorang akan di ikuti rizkinya sebagaimana ia akan di ikuti ajalnya."(.....).Dan ketahuilah jika semua keinginan terlaksana,maka seseorang yang beranggapan seperti ini telah menyangka bahwasanya DIA lah ALLAH yang tidak memiliki sifat Al-QADIR(yang maha menetapkan[taqdir}).sehingga IA s.w.t mengabarkan melalui lisan rasulNYA Muhammmad s.a.w dengan sabdanya:"jika semua keinginan manusia itu di ikuti maka ia akan menunut darah."(....)
Dan dalam segala bentuk apapun manusia di haruskan mencari jalan untuk kebaikan dirinya.sebagaimana yang ALLAH perintahkan:"dan tidaklah ALLAH merubah suatu kaum sebelum kaum itu merubah diri-diri mereka."(Q.S.Ar-Raad 11.).dan dalam satu atau beberapa perkara manusia di anjurkan untuk melakukan ijtihad ataupun berfikir mengambil keputusan untuk ataupun dalam menyingkapi suatu keadaan/takdir yang ada,.artinya jika dalam satu atau lebih keadaan di mana tidak memungkinkan seseorang berdiri dalam kebaikan ataupun kebenaran,maka ia dapat berpindah ataupun memelih cara ataupun ke adaan lainnya sehingga ia bisa terhindar dari keadaan yang menyusahkan maupun menyesatkan,sebagaimana yang telah di contohkan oleh shahabat yang mulia yakni Khalifah Umar bin khattab, suatu ketika, pernah mau berkunjung ke Syam ( Yordania, Palestina, Suriah dan sekitarnya). pada saat itu di Syam sedang berjangkit penyakit menular, lalu Umar membatalkan rencananya tersebut. pembatalan tersebut didengar oleh seorang sahabatnya yang kemudian berkata : “Apakah anda mau lari dari takdir Allah ?”. Umar pun menjawab: “Aku lari dari takdir Allah ke takdir Allah yang lain yang lebih baik”.
Hal senada itu juga dialami oleh Ali bin Abi Thalib, ketika beliau sedang duduk menyandar pada sebuah tembok yang ternyata rapuh, lalu beliau pindah ke tempat yang lain, sahabatnya bertanya : “Apakah anda mau lari dari takdir Allah?”. Ali menjawab bahwa rubuhnya tembok, berjangkitnya penyakit dan sebagainya adalah hukum dan Sunnatullah. Maka apabila seseorang tidak menghindarinya maka ia akan mendapatkan bahayanya itu. itulah yang di namakan takdir. dan apabila ia berusaha menghindar dan luput dari bahayanya, itu juga disebut dengan takdir. bukankah tuhan telah menganugrahkan manusia, kemampuan memilah dan memilih, dan kemampuan berusaha dan berikhtiyar. Kemampuan itu juga takdir yang telah ditetapkan-Nya"
Namun apapun yang akan terjadi nantinya ia akan tetap berada dalam keadaan tawaqal kepada ALLAH azza wa jalla karena IA telah mengingatkan dalam sebuah firmanNYA::"dan apabila manusia di timpa bencana. dia menyeru kami.kemudian ketika  berikan nikmat kami kepadanya, dia berkata;'sesungguhnya kami di beri nikmat ini hanyalah karena kepintaran ku.ssebenarnya itu adalah ujian tetapi kebanyakan merekatidak mengetahui."(Q.S AzZumar 49). kemudian firmanNYA yang lain:"dan sungguh apabila kami merasakan kepada manusia suatu rahmat dari kami,dia menyambutnya dengan gembira.tetapi jika mereka di timpa kesusahan karena perbuatan tangan mereka sendiri(niscaya mereka ingkar)sungguh manusia itu sangat ingkar." Q.S ASY-SYURA 48)  (serta rasulullah s.a.w pun rtelah mengajarkan doa dalam perihal ini dengan sabda beliau s.a.w:.Dari Aisyah, kebiasaan Rasulullah jika menyaksikan hal-hal yang beliau sukai adalah mengucapkan Alhamdulillah alladzi bi ni’matihi tatimmus shalihat[segala puji bagi ALLAH dengan nikmat yang telah di berikanNYA untuk sesuatu amal yang baik.}”. Sedangkan jika beliau menyaksikan hal-hal yang tidak menyenangkan beliau mengucapkan “Alhamdulillah ‘ala kulli hal[segala puji milik ALLAH dalam setiap keadaan]“” [HR Ibnu Majah no 3803 dinilai hasan oleh al Albani]..
takdir mencakup dalam segala hal kehidupan dalam bentuk apapun besar kecil perkara.dalam hal pencaian petunjuk berupa ilmu serta apa yang menjadi bagiannya.ada jenis manusia yang ia sendiri belum sanggup dalam satu ataupun beberapa jenis cabang ilmu.dalam satu sisi ia menolak ilmu itu baik berupa al-quran maupun hadits rasulullah s.a.w serta keterangan yang nyata dari umat terdahulu yakni para shahabat rasulullah s.a.w.serta orang-orang yang mengikuti mereka ,karena kebodohan dan kesombongan,lalu ia memilih jalan yang menyimpang dari kaidah ilmu,yang ada.maka jadilah ia sesat dan bahkan menyesatkan.sebagaimana yang ALLAH s.w.t beritakan dalam Q.S.Al-Hajj8-9 yang artinya:"dan ada di antara manusia ada yang berbantahan tentang ALLAH tanpa ilmu,tanpa petunjuk dan tanpa kitab(wahyu)yang memberi penerangan.sambil memalingkan lambungnya(dengan congkak)untuk menyesatkan manusia dari jalan ALLAH.dan dia mendapat kehinaan di dunia,dan pada hari kiamat kami berikan kepadanya rasa azab neraka yang membakar."serta rasulullah s.a.w bersabda:
dari Hisyam bin Ammar.telah meriwayatkan sebuah hadits kapada kami dari shadaqah bin Khalid dari Ibnu Jabir,bahwasanya An-Nuwas Bin Sam’an.Al-Kalabi bercerita kepada saya bahwasanya ia telah berkata;’saya telah mendengar rasulullah s.a.w bersabda:”tidak ada hati kecuali hati tersebut berada di antara dua jari- jemari RABB yang maha pengasih..apabila ALLAH menghendaki,maka DIA meluruskannya.dan apabila DIA menghendaki,maka DIA akan menyesatkannya." (shahih berdasar syatar bukhari.riwayat;ibnu Majjah.Ahmad,Ibnu Hibban,AL-Hakim).
Dan lebih parah lagi di mana zaman telah terselimuti fitnah di sebabkan perbuatan tangan manusia itu sendiri,di ruang lingkup takdir buruk yang telah IA tetapkan sebagaimana yang IA azza wa jalla firmankan:"Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy Syura : 30) dari ber bagai macam dosa dan perbuatan tangan manusia itu di antaranya  sebagaimana yang tersebut dalam sebuah hadits:"jika perzinahan dan riba telah merebak di suatu kaum,maka mereka telah menghalalkan azab untuk diri mereka sendiri."(Al-Hakim..).dan ALLAH pun telah mengabarkan perihal ini:"(HUD....)sehingga yang bodoh semakin bingung,begitupun yang mengetahui akan ikut masuk kedalamnya.sebagaimana takdir yang telah IA tetapkan,lalu ia khabarkan melalui lisan rasulNYA yang mulia Muhamma s.a.w dalam beberapa hadits di antaranya...
Fitnah inipun merupakan bentuk dari beberapa ujian yang ALLAH telah telah tetapkan kepada mereka yang ingin kembali dan berada di jalanNYA,dan azab bagi orang-orang yang membangkang ataupun tidak ingin menjalankan perintahNYA,sebagaimana takdir yang sedang dan akan terjadi,tersimpan beberapa pilihan tergantung sang objek itu sendiri,di mana ia akan sandarkan pilihannya ;'sabar karena ia tahu bahwa ia berada dalam ujian,marah yang akan membawanya kepada dua ketentuan[berdosa karena kemarahannya atau marah sebagaimana marahnya U'mar bin khatthab r.a],atau ia memilih kesenangan semu sebagai istidraj,atau hanya sebatas lupa,atau ia memilih sebuah hikmah yang mungkin datang kemudian,serta hadirnya ilmu dari keduanya(hikmah dan ilmu) yakni al-qur'an dan sunnah rasulullah s.a.w .
Maka ketahuilah ada satu ke adaan di mana seseorang berada dalam ketentuanNYA,yang ia sendiri tidak mengetahui kemana hati dan diri harus diletakkan(tiada beban mengganjal atau di keadaan letih) kemudian di hadapkan kepada keburukkan ketika hawa nafsunya terusik oleh syaithan,namun pada sisi lain datang pula kebenaran kepadanya seperti yang terjadi pada zaman nabi Musa a.s yang ALLAH s.a.w khabarkan dalam firmanNYA: Q.S Al-A'RAAF138-140.yang artinya:".Ketika Musa dengan Bani Israil melewati laut, dan Allah telah menenggelamkan musuh mereka di laut tersebut dan saat itu mereka melihatnya, mereka melewati kaum yang tetap menyembah berhala, maka mereka berkata kepada Musa “Buatkan untuk kami Tuhan, sebagaimana mereka memiliki tuhan” Musa berkata “Sesungguhnya kalian adalah kaum yang jahil”  Kemudian Musa mengingkari mereka kemudian berkata “Sesungguhnya mereka akan dihancurkan oleh apa yang dianutnya” Dan akan sia sia apa yang telah mereka kerjakan”  Karena merupakan kesyirikan “Musa berkata : apakah pantas aku mencari tuhan untukmu selain Allah padahal dia telah melebihkan kalian atas segala ummat?"ini pun terjadi pada para shahabat rasulullah s.a.w(masa peperangan)ketika mereka melewati tempat kaum musyrikinyang mereka kaum musyrikin menggantungkan senjata-senjata mereka pada sebuah pohon yang di sebut zatu anwat.sebagaimana hadits.di ri wayatkan dari jalan shahabat Abu Waqid al-Laitsi r.a bahwa ia berkata'Kami pergi bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ke Hunain dan kami adalah orang yang baru masuk Islam. Orang-orang musyrik memiliki pohon Sidrah, mereka i’tikaf padanya dan menggantungkan pedang-pedang mereka di atas pohon itu, yang disebut pohon Dzaatu Anwat. Pada suatu hari kami melewati sebuah sidrah (pohon bidara) tersebut dan kami berkata: “Wahai Rasulullah, buatkanlah (tentukan) buat kami pohon tempat menggantung pedang-pedang kami sebagaimana mereka memiliki Dzatu Anwat.” Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Allahu Akbar, sesungguhnya ini jalan orang-orang sebelum kalian dan demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya (ucapan ini) sebagaimana ucapan bani Israil kepada Nabi Musa: ‘Buatkanlah untuk kami satu sesembahan (selain Allah) sebagaimana mereka memiliki sesembahan-sesembahan!’ Musa menjawab: ‘Sesungguhnya kalian adalah kaum yang jahil.’ (Al-A’raf: 138). Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kalian benar-benar akan mengikuti langkah orang-orang sebelum kalian.” (HR. At-Tirmidzi no. 2180 dan beliau mengatakan hadits ini hasan shahih)..
maka hendaknya seseorang yang mengalami keadaan ini hendaknya ia mengambil kebenaran dengan segera maupun perlahan dengan tidak memperdulikan keburukkan tersebut meski terasa dalam diri berada dalam kehinaan maupun keresahaan di karenakan pergolakan melawan hawa nafsu tersebut.
Jika dalam keadaan yang seperti ini dan di mana /pada zaman apa kita hidup(tentunya dari [pengabaran yang rasulullah s.a.w telah ceritakan) haruslah seorang mukmin dan muslim mengajak keluarganya(jikalau sanggup) untuk menjaga dirinya dari terpaan fitnah yang melanda dengan berpegang dengan al-qur'an serta sunnah rasulullah s.a.w,dengan mengamalkan berbagai macam doa yang telah di ajarkan di antaranya:"'audzubillahi ......'sami,il alim...dan doa:allahumma innie asaluka fi'lal khairan wa tarkan munkaran wa hubba masakini ......dan dengan rahmat serta karunuiaNYA pula kita lepas dari berbagai macam fitnah,karena DIA lah yang maha pemberi keselamatan.    

Senin, 26 Oktober 2015

PENTA'WIL"PENUTUP"

Bicara tentang kata,kalimat, sepertinya mengalir tanpa batas.kecuali bosan dan tak berujung.
Berkelakar tentang duniapun rasanya sama tak berbeda.
          engkau bisa mulai dari gurun tandus,hingga puncak himalaya.
          engkau bisa mengawali dengan menyelam di kedalaman laut,atau melayang di udara.
Namun jika  masuk kepada sesuatu yang abadi,segala sesuatunya baku,meluas,berujung dan yakin.
    Iblis dan pasti akan bicara:A hingga Z.
    Kamipun akan berkata dan menjawab:Ab-Ac-Ad hingga AZ,
          dengan membungkam iblis tanpa hujjah.
          sampai pada batas bumi serta langit tak tersisa.
Kemudian seorang dari kami,lalu :"dia berkata;'maukah engkau meninjau temanku?"
                                                        "maka dia meninjaunya,lalu dia melihat temannya itu di 
                                                           tengah neraka yang menyala-nyala"
                                                        "dia berkata,demi ALLAH,engkau hampir 
                                                          saja mencelakakanku"  (q.s As-Saffat 52-56)              
                                                                                            
Dan lainnya berkata:                       “Sesungguhnya kami dahulu, sewaktu berada di tengah- 
                                                            tengah keluargaku merasa paling takut( akan azab)"
                                                                                                   (q.s At-Thur:26)

Mereka bergerak cepat atau perlahan.kami pun bergerak menuju keabadian
Dalam perang-dalam damai
Sementara perjalan yang singkat harus di jalani
di penghujung jalan menuju ajal.       

Jumat, 04 September 2015

KEMANA RUH,HATI SERTA TUBUHMU....?


Segala puji milik ALLAH yang telah menciptakan manusia dengan segala bentuk dan perbedaannya.
dengan keadaan yang demikian pula IA berikan ujian agar tetap terlihat dalam perbedaan diatara yang baik an yang buruk.DIAlah zat yang membuka dan menutup hati manusia dengan sekehendakNYA.karena DIA zat yang maha menguasai dan yang maha mengetahui kemana dan bagaimana seseorang akan meletakkan diri.manusia yang tercipta dari sari pati tanah,dimana setiap tanah itupun berbeda warna serta bentuknya.
dari setiap ruh yang akan merasakan siksa maupun bahagia.dari jasad-jasad yang merasakan kematian.dari hati sebagai pengendali rasa,menerima atau menolak,yang terkadang nalarpun tak kuasa untuk mencerna ataupun mempertimbangkan apa-apa yang di perbuat oleh jasad.karena memang hatilah yang bergerak terkantung berapa besar ia menghendaki dan berbuat kerusakan untuk ruh dan jasadnya.sebagaimana yang rasulullah s.a.w sabdakan:"ada segumpal darah yang jika ia baik maka baik pula seluruh tubuh.dan apa bila ia buruk maka akan buruklah seluruh tubuh.maka ketahuilah ia adalah hati."( Bukhari.).
Ada beberapa pendapat perihal hati.dan mereka berpijak hanya pada nalar dan pada apa yang terlihat pandangan,serta perasaan diri yang sepintas lalu benar adanya.namun perlu di ketahui pemikiran yang hanya berlandaskan hanya pada nafsu atau hanya sebatas pembenaran diri,ataupun hanya ingin di benarkan apalah lagi ia hanya berpijak pada dunia serta kesenangannya maka ia adalah bathil.karena ia akan melupakan ataupun membuang wahyu(al-qur'an dan sunnah),melupakan akhirat sebagai tempat kembali yang haqiqi.
seperti pada pendapat mereka yang di namakan"iner beauty".maupun "mata atau kata hati".yang hanya berujung kepada kesombongan,ujub.serta ketakaburan diri.sebagaimana yang rasulullah sa.w. khabarkan tentang mereka:"barang siapa yang memakai pakaian untuk di lihat(sombong),maka ALLAH akan memakaikan padanya pada hari kiamat dengan pakaian yang berpenyakit sopak."( Bukhari).berapa banyak manusia yang tidak mengetahui apa itu ruh,bagaimana eharusnya hati berdiri terhadap tubuh dan ruh itu sendiri sehingga mereka menjadi orang-orang yang resah dalam hidup,serta berada dalam bayang-bayang kemunafikan meski mereka hidup berkecukupan?.sebelum memasuki dan mempelajari ketiganya,terlebih dahulu kita mengenal tiga sifat manusia di hadapan ALLAH azza wa jalla.IA telah mengabarkan dalam al-qur'an bagaimana manusia mengambil dan memilih untuk dirinya terhadap segala apa yang IA perintahkan,seperti tersebut dalam al-qur'an Q.S Fathir 32yang artinya:""Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih cepat berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.".jika keadaan ini masuk kepada karuniaNYA berupa rezki,maka perhatikanlah dimana posisimu dalam pengabaranNYA:"maka adapun manusia,apabila tuhan mengujinya lalu memuliakannya dan memberikan kesenangan,maka ia berkata'tuhanku telah memuliakanku.dan apabila tuhan mengujinya lalu membatasi rizkinya,maka ia berkata'tuhanku telah menghinakanku"Q.S. wal-fajr 15-16).dan jika ini masuk dalam keadaan engkau coba mendekatkan diri kepadaNYA,maka perhatikanlah firmanNYA:"dan di antara  manusia ada yang menyembah ALLAH berada di tepi.maka jika ia memperoleh kebajikan ia merasa puas,jika ia di timpa suatu cobaan dia berbalik kebelakang."(Q.S Al-Hajj 11).
Setelah kita mengetahui berada di mana seseorang  kepada ALLAH RAAB semesta alam,marilah kita memasuki perihal ruh.ketahuilah manusia hanya di beri pengetahuan tentang ruh hanya sebatas pengabaran dariNYA,serta pengabaran melalui rasulullah s.a.w.seperti pada firmanNYA dalam

Q.S.Al-Isroo 85 yg artinya:”dan mereka bertanya kepadamu(muhammad) tentang ruh.katakanlah’ruh itu termasuk urusan tuhanku,sedangkan kamu di berikan pengetahuan hanya sedikit."

-Pembagian ruh.ruh terbagi dua yakni;ruh yang harum dan ruh yang berbau busuk.sebelum kita mengetahui keduanya,marilah kita melihat bagaimana perjanjian antara manusia dengan ALLAH sang KHALIQ yang IA sendiri terangkan dalam pengabaran kalamNYA:"
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",(Al-A'raaf172)
..dan rasulullah s.a.w pun menerangkan perihal ruh ini dalam sabdanya:"

yang di riwayatkan dari Abu Hurairah  r.a,katanya;’rasulullah sa.w. bersabda:”ruh(jiwa)bagaikan para prajurit yang beraneka ragam.bila saling mengenal,mereka akan bersatu.namun jikalau tidak saling mengenal mereka akan saling berpecah belah.”(muslim)
singkatnya ketika manusia hidup di muka bumi dengan segala kelengkapan yang telah di berikan,maka setiap diri menjalani proses kehidupan dengan atau berkesinambungankah antara ruh,jasad serta hati sebagai pengendali/penengah keduanya.maka ketika ruh itu sakit jasadpun sepertinya tidak berfungsi dengan semestinya.sebut saja seorang yang gila/sakit jiwa.ia tidak pernah merasakan kesenangan hidup,nalar serta hati tidak berfungsi semestinya.tubuh tidak pernah merasakan panas maupun udara dingin ataupun rasa lainnya.di dalam hadits di muka telah di sebutkan:" ruh jika saling mengenal maka saling akur dan jika saling berlainan maka ia akan bertengkar."dalam hadits ini menerangkan tentang persamaan dan perbedaan ruh.dalam hal keimanan telah maklum adanya,namun penulis di sini ingin mengungkap sisi lainnya.sebut saja seorang pezina.ketika ia bertemu dengan yang serupa,meski jasadnya tak saling kenal/baru pertama berjumpa,maka hati akan merespon seseuatu yang sesuai.hingga keduanya dapat dengan mudah berteman ataupun dalam perkara lainnya.meski dalam beberapa hal mereka berbeda.sebut saja dalam hal kesukaan,kesenangan warna maupun lainnya.begitupun sebaliknya seorang pezina sengan orang yang mensucikan diri dari zina.hatipun sulit merespon dan akan menolak untuk saling menyesuaikan apalah lagi saling berbagi dan bersama.
Ada keadaan di mana ruh ingin menghendaki sesuatu atau diam tak bergeming.satu contoh;seorang yang ingn bertaubat karena dirinya telah bosan dan begitu benci terhadap dosa serta maksiat yang telah di lakukan.lalu ketika ia ingin kembali,hatinya tak kuasa melawan bisikan syaithan maupun nafsu buruknya yang menghendaki dirinya tetap dalam keadaan semula sebagai seorang pendosa.maka jadilah ruh dan jasadnya layaknya patah arang,tak berubah menjadi baik bahkan mendekati menjadi semakin buruk dan kehancuran dari yang sebelumnya(ALLAHU TA'ALA 'ALAM).
- Perihal ruh yang harum dan berbau busuk.di awal telah di singgung bagaimana kesesuaian dan perbedaan ruh di dunia.setelah menjalani kehidupan di muka bumi,maka ketika manusia telah di tentukan ajalnya dengan di cabutnya ruh dari tubuh(kematian)ruh akan menjalani proses perjalanan kepada tempat kembali yang hakiki(surga ataupun neraka).awal perjalanan ruh ketika berpisah dari jasad,keduanya akan merasakan sakit yang amat sangat,sebagaimana yang rasulullah s.a.w. sabdakan:"kematian yang paling ringan adalah ibarat sebatang pohon pohon penuh duri yang menancap di sebatang kain sutra,apakah batang pohon itu dapat di ambil tanpa membawa serta bagaian kain yang tersobek?."(Bukhari-Muslim).dan sabda beliau s.a.w lainnya:"sakaratul maut itu sakitnya seperti tusukan tiga ratus tusukan pedang.'(Thirmidzi)
Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek ?” (HR Bukhari) - See more at: http://www.arrahmah.com/read/2008/05/17/1853-dahsyatnya-proses-sakaratul-maut.html#sthash.5aFCLYmC.dpuf
Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang” (HR Tirmidzi) - See more at: http://www.arrahmah.com/read/2008/05/17/1853-dahsyatnya-proses-sakaratul-maut.html#sthash.5aFCLYmC.dpuf
Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang” (HR Tirmidzi) - See more at: http://www.arrahmah.com/read/2008/05/17/1853-dahsyatnya-proses-sakaratul-maut.html#sthash.5aFCLYmC.dpuf
setelah merasakan kematian yang menyapa,maka ruh akan di bawa oleh satu di antara dua malaikat(rahmat ataupun azab)menghadap ALLAH yang maha hidup,sang pencipta,yang awal karena dariNYA sesuatu di awali,dan yang akhir karena sesuatu kepadaNYAlah berakhir.
-Ruh yang buruk dan berbau busuk.di dalam hadits di atas di terangkan tentang dua jenis ruh yang tercabut dari jasad dan menghadap kepada RRABnya.kini kita memasuki perihal ruh yang berburuk dan berbau busuk.ketika telah selesai di hadapkan kepada ALLAH azza wa jalla,maka ruh yang buruk dan berbau busuk di bawa ke tempat kembalinya yakni di sijjin,yekni tempat lapisan bumi paling bawah yaitu alam barzakh dimana jasad mengikuti ruh yang di siksa serta di tampakkan kepadanya neraka setiap pagi dan petang,bagi kaum yang kafir,munafik,musyrik,serta orang-orang pelaku dosa besar dari kaum mukmin yang fajir lagi penuh dosa yang telah tetap baginya neraka,meski tidak kekal.sebagimana yang ALLAH azza wa jalla terangkan dalam Q.S Al-Mutafifin 7-9 yang artinya:"sekali-kali jangan begitu!sesungguhnya catatan orang yang durhaka benar-benar tersimpan dalam sijjin.dan tahukah engkau apakah sijjin itu?.catatan yang berisikan(amal)."dan rasulullah s.a.w menerangkan perihal ini dengan sabda beliau:"
Dan sesungguhnya seorang hamba yang kafir, pada saat akan meninggalkan dunia dan menuju akhirat, turun kepadanya malaikat-malaikat yang memiliki wajah-wajah hitam.
Mereka membawa pakaian-pakaian dari rambu, sehingga duduk darinya sejauh mata memandang.
Kemudian datanglah malakul maut, sehingga dia duduk di dekat kepalanya, lalu berkata, “Wahai nafs (jiwa; ruh; nyawa) yang jahat, keluarlah menuju kemurkaan Allah dan kemarahannya!”. Maka nyawa itupun bercerai -berai di dalam jasadnya. Maka malakul maut mencabutnya, sebagaimana dicabutnya saffud *8) dari wol yang basah. Lalu malakul maut itu memegangnya.
Setelah malakul maut memegangnya, mereka (para malaikat yang berwajah hitam itu) tidak membiarkan nyawa itu -sekejap mata- di tangannya, sehingga mereka mengambilnya, dan meletakkannya pada pakaian dari rambut itu. Dan keluarlah darinya seperti bangkai yang paling busuk yang didapati di atas bumi.
Kemudian mereka naik membawa nyawa tersebut. Tidaklah mereka melewati sekelompok para malaikat kecuali sekelompok para malaikat itu bertanya, “Ruh siapakah yang jahat ini?”. Mereka menjawab, “Si Fulan anak si Fulan”, dengan nama terburuk yang dia dahulu diberi nama di dunia. Kemudian minta dibukakan, tetapi langit di dunia tidak dibukakan untuknya. Kemudian Rasulullah Salallahu ‘Alaihi wa Salam membaca,
“Sekali-kali tidak dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lobang jarum.” (QS. Al A’raf, 40)
Lalu Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Tulislah kitab (catatan) hambaku di dalam sijjin”, *9) di bumi yang bawah, kemudian nyawanya dilempar dengan keras.”
Kemudian Rasulullah Salallahu ‘Alaihi wa Salam membaca, “Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.” (QS, Al Hajj, 31)
Kemudian ruhnya dikembalikan di dalam jasadnya. Dan dua malaikat mendatanginya dan mendudukkannya,
Kedua malaikat itu bertanya, “Siapakah Rabbmu?”
Dia menjawab, “Hah, hah, aku tidak tahu”.
Kedua malaikat itu bertanya, “Apakah agamamu?”
Dia menjawab, “Hah, hah, aku tidak tahu”.
Kedua malaikat itu bertanya, “Siapakah laki-laki yang telah diutus kepada kamu ini?”
Dia menjawab, “Hah, hah, aku tidak tahu”.
Maka seorang penyeru dari langit berseru, “Hambaku telah (berkata) dusta, berilah dia hamparan dari neraka, dan bukakanlah sebuah pintu untuknya ke neraka”.
Maka datanglah kepadanya panasnya neraka dan asapnya. Dan kuburnya disempitkan atasnya, sehingga tulang-tulang rusuknya berhimpitan.
Dan datanglah seorang laki-laki berwajah buruk kepadanya berpakaian buruk, beraroma busuk, lalu mengatakan, “Terimalah kabar dengan apa yang menyusahkanmu, inilah harimu yang engkau telah dijanjikan (keburukan)”. Maka ruh orang kafir itu bertanya kepadanya, “Siapakah engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa keburukan?” Dia menjawab, “Aku adalah amalmu yang buruk”. Maka ruh itu berkata, ”Rabbku, janganlah engkau tegakkan hari kiamat”. (HR. Ahmad, dishahihkan Syaikh Al-Albani di dalam Ahkamul Janaiz dan Shahih Al-Jami’ no, 1672 dari shahabat Al-Barra bin 'Azib r.a)

-Ruh yang berbau harum.setelah mengalami kematian,maka ruh yang berbau harum pun mengalami fase menghadap kepada RABBnya.setelah itu ia akan di kembalikan di tempatnya yakni illiyyin,yakni di alama barzakh di mana para ruh yang harum menikmati bagiannya di tempakkan setiap pagi dan petang surga tempat kembali yang kekal.sebagaimana firmanNYA:"sekaili-kali tidak!sesungguhnya catatan orang-orang yang berbakti benar-benar terdapat dalam illiyyin.dan tahukah engkau apkah illiyyin?(yaitu)kitab yang berisi catatan(amal)yang di saksikan oleh para malaikatyang di dekatkan."(Al-Mutafifin.18-21.).rasulullah s.a.w menerangkan tentang ini dalam sebuah hadits:
Dari Al-Barra’ bin ‘Azib, dia berkata, “Kami keluar bersama Rasulullah Salallahu ‘Alaihi wa Salam (mengantarkan) jenazah seorang laki-laki Anshar. Kemudian kami sampai di kuburan, tetapi belum dibuatkan lahd . Maka Rasulullah Salallahu ‘Alaihi wa Salam duduk, dan kami duduk di sekitar beliau. Seolah-olah di atas kepala kami (hinggap) burung ). Ditangan beliau terdapat kayu yang beliau pukulkan ketanah sampai berbekas.
Lalu beliau mengangkat kepalanya, kemudian bersabda, “Berlindunglah kepada Allah dari siksa kubur!”-dua kali atau tiga kali- kemudian beliau bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba yang mukmin, saat akan meninggalkan dunia dan menuju akhirat, turun kepadanya malaikat-malaikat dari langit, wajah-wajah mereka putih, wajah-wajah mereka seolah-olah matahari. Mereka membawa kafan dari kafan-kafan sorga, dan hanuth  dari hanuth sorga. Sehingga para malaikat itu duduk dari hamba yang mukmin itu sejauh mata memandang.
Dan datanglah malakul maut ‘alaihis salam  sehingga dia duduk dekat kepalanya, lalu berkata, ”Wahai nafs (jiwa; ruh; nyawa) yang baik, keluarlah menuju ampunan Allah dan keridhaanNya!”. Maka nyawa itu pun keluar, ia mengalir sebagaimana tetesan air mengalir dari mulut qirbah (wadah untuk menyimpan air yang terbuat dari kulit), lalu malakul maut itu memegangnya.
Setelah malakul maut itu memegangnya, mereka (para malaikat yang berwajah putih itu) tidak membiarkan nyawa itu -sekejap mata di tangannya, mereka mengambilnya, dan meletakkannya pada kafan sorga itu. Dan keluarlah darinya bau misk yang paling wangi yang dia dapati di atas bumi.
Kemudian mereka naik membawa nyawa tersebut. Tidaklah mereka melewati sekelompok para malaikat, kecuali sekelompok malaikat itu bertanya, “Ruh siapakah yang baik ini?”. Mereka menjawab, “Si Fulan anak Si Fulan”, dengan nama terbaik yang dia dahulu diberi nama di dunia.
Sehingga mereka membawa nyawa itu sampai ke langit dunia. Kemudian mereka minta dibukakan untuk nyawa tersebut. Maka langit dunia dibukakan untuknya.
Kemudian para penghuni pada tiap-tiap langit mengiringi nyawa itu sampai ke langit yang selanjutnya. Sehingga membawa nyawa itu berakhirke langit yang ke tujuh. Lalu Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Tulislah kitab (catatan) hambaku di dalam ‘iliyyin , dan kembalikanlah dia ke bumi. (Karena sesungguhnya dari bumi Kami telah menciptakan mereka, dan darinya Kami akan mengeluarkan mereka, pada waktu yang lain. Maka ruhnya dikembalikan) di dalam jasadnya.
Kemudian dua malaikat mendatanginya dan mendudukannya,
Kedua malaikat itu bertanya, “Siapakah Rabbmu?”
Dia menjawab, “Rabbku adalah Allah”.
Kedua malaikat itu bertanya, “Apakah agamamu?”
Dia menjawab, “Agamaku adalah Al-Islam”.
Kedua malaikat itu bertanya, “Siapakah laki-laki yang telah diutus kepada kamu ini?”
Dia menjawab, “Beliau utusan Allah”.
Kedua malaikat itu bertanya, “Apakah ilmumu?”
Dia menjawab, “Aku membaca kitab Allah, aku mengimaninya dan membenarkannya”.
Maka seorang penyeru dari langit berseru, “HambaKu telah berrkata) benar, berilah dia hamparan dari sorga, (dan berilah dia pakaian dari sorga) , bukakanlah sebuah pintu untuknya ke surga.
Maka datanglah kepadanya bau sorga dan wanginya sorga. Dan diluaskan baginya di dalam kuburnya sejauh mata memandang.
Dan datanglah seorang laki-laki berwajah tampan kepadanya, berpakaian bagus, beraroma wangi, lalu mengatakan, “Bergembiralah dengan apa yang menyenangkanmu, inilah harimu yang engkau telah dijanjikan (kebaikan)”. Maka ruh orang mukmin itu bertanya kepadanya, “Siapakah engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa kebaikan?” Dia menjawab, “Aku adalah amalmu yang shalih”. Maka ruh itu berkata, “Rabbku tegakkanlah hari kiamat, sehingga aku akan kembali kepada istri dan hartaku”.(Ahmad.shahahih oleh syaikh al-AL-baniy dalam shahih al-jami 1672)..
Setelah mengetahu perihal ruh,maka kini tinggal mengetahui perihal hati.penulis di sini tidak akan membahas lebih lias perihal hati,namun hanya membahas pokok ataupun sekedar atau sebatas apa yang di perlukan dalam judul di atas.hati merupakan pusat dari cermin ruh dan tubuh.tidaklah ruh merasakan kebahagiaan maupun kesengsaraan melainkan hatilah penentunya.dan tidaklah jasad baik ataupun buruk,melainkan hatilah sebagai pemimpinnya.sebagaimana yang rasulullah s.a.w khabarkan dalam sebuah hadits yang di riwayatkan dari jalan shahabat Nu'man bin Basyir r.a bahwa rasulullah s.a.w bersabda.:"ada segumpal darah di mana jikalau ia baik maka baik pula seluruh tubuh.dan jika ia buruk maka buruk pula seluruh tubuh.maka ketahuilah segumpal darah itu adalah hati."(Bukhari.).
Karakter manusia baik maupun buruk akan melekat erat ketika hati mau menerima ataupun menolak yang baik ataupun yang buruk,sehingga ruh dan tubuh menjadi gambarannya.ada sesuatu yang tersembunyi dari hati(apabila ia baik maka baik,dan apabila ia buruk maka buruk)akan muncul dengan kehendak jiwa/ruh yang kuat maka akan tergambar melalui ucapan ataupun perbuatan seseorang.
kita bisa melihat ,mendengar,ataupun merasakan ketika ucapan atau perbuatan mengalir begitu saja dengan atau tanpa terfikir terlebih dahulu.yang keadaan ini muncul di sebabkan oleh sesuatu yang menjadikan hati terusik.sebut saja marah,benci,sedih ataupun lainnya.sebagaimana ALLAH s.w.t telah mengabarkan dan memberikan gambaran perihal pengungkapan sesuatu yang tersembunyi dari isi hati kaum munafik dalam Q.S Muhammad 29-30 yang artinya:"atau apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa ALLAH tidak akan menampakkan kedengkian mereka?.dan sekiranya kami menghendaki,niscaya kami perlihatkan mereka kepadamu(muhammad)sehingga engkau benar-benar dapat mengenali mereka dari nada bicaranya,.dan ALLAH mengetahui segala perbuatan kamu."".berdasar ayat ini shahabat yang mulia Utsman bin Affan r.a berkata:"jikalau ALLAH menampakkan sesuatu apa yang tersembunyi dalam hati,maka ia akan terlihat  kerutnya wajah dan kekeliruan lidahnya".perihal ini pun rasulullah s.a.w bersabda tentang mereka orang-orang yang menyembunyikan hati mereka yang berlawanan dengan apa yang terlihat,dan ini perihal amal perbuatan sebagaimana dalam hadits:"
Telah mengabarkan kepada kami Yahya bin Habib Al-Haritsi, (Dia - Yahya bin Habib Al-Haritsi telah berkata) Telah mengabarkan kepada kami Khalid bin Al-Haritsi, (Dia - Khalid bin Al-Haritsi berkata) telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij, (Ibnu Juraij berkata) telah mengabarkan kepadaku Yunus bin Yusuf, dari Sulaiman bin Yasaar, Dia (Sulaiman bin Yasaar) berkata, Ketika orang-orang telah meninggalkan Abu Hurairah, maka berkatalah Naatil bin Qais al Hizamy Asy-Syamiy (seorang penduduk palestine beliau adalah seorang tabiin), "Wahai Syaikh, ceritakanlah kepadaku suatu hadits yang Engkau telah dengar dari Rasulullah Shollallahu'alaihi wassalam, Ya (Aku akan ceritakan - Jawab Abu Hurairah), Aku telah mendengar Rasulullah Shollallahu'alaihi wassalam bersabda: "Sesungguhnya manusia pertama yang diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan (yang diberikan di dunia), lalu ia pun mengenalinya. Allah bertanya kepadanya : 'Amal apakah yang engkau lakukan dengan nikmat-nikmat itu?' Ia menjawab : 'Aku berperang semata-mata karena Engkau sehingga aku mati syahid.' Allah berfirman : 'Engkau dusta! Engkau berperang supaya dikatakan seorang yang gagah berani. Memang demikianlah yang telah dikatakan (tentang dirimu).' Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret orang itu atas mukanya (tertelungkup), lalu dilemparkan ke dalam neraka. Berikutnya orang (yang diadili) adalah seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya serta membaca al-Qur-an. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengakuinya. Kemudian Allah menanyakannya: 'Amal apakah yang telah engkau lakukan dengan kenikmatan-kenikmatan itu?' Ia menjawab: 'Aku menuntut ilmu dan mengajarkannya serta aku membaca al-Qur-an hanyalah karena engkau.' Allah berkata : 'Engkau dusta! Engkau menuntut ilmu agar dikatakan seorang 'alim (yang berilmu) dan engkau membaca al-Qur-an supaya dikatakan seorang qari' (pembaca al-Qur-an yang baik). Memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).' Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka. Berikutnya (yang diadili) adalah orang yang diberikan kelapangan rezeki dan berbagai macam harta benda. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengenalinya (mengakuinya). Allah bertanya : 'Apa yang engkau telah lakukan dengan nikmat-nikmat itu?' Dia menjawab : 'Aku tidak pernah meninggalkan shadaqah dan infaq pada jalan yang Engkau cintai, melainkan pasti aku melakukannya semata-mata karena Engkau.' Allah berfirman : 'Engkau dusta! Engkau berbuat yang demikian itu supaya dikatakan seorang dermawan (murah hati) dan memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).' Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeretnya atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka."(Muslim,an-nasai, dan al-Baihaqi)
mungkin engkau bertanya mengapa penulis mengungkapkan sesuatu yang tersembunyi dari hati,..?ya... ketika intuisi jiwa berkehendak kepadaNYA,lalu hati tergerak untuk mencari,meraba pada respon nalar yang tertuju kepada sebuah ayat yang berbunyi:"maka tidakkah mereka mengetahui apabila apa yang ada dalam kubur di keluarkan?.dan apa yang tersimpan dalam dada di keluarkan ."(Al-Adiat 9-10.).maka demikian adanya.
Lalu ada satu keadaan dimana hati dan ruh diam tak bergerak tak menghendaki sesuatu.entah dalam keadaan ketika letih atau dalam keadaan sedih,sehingga sesuatu yang terdengar ataupun yang terlihat baik maupun buruk terespon dengan cepat.seperti halnya yang terjadi kepada kaum nabi Musa a.s  yang ALLAH azza wajalla kisahkan dalam  Q.S Al-A'RAAF138-140.yang artinya:".Ketika Musa dengan Bani Israil melewati laut, dan Allah telah menenggelamkan musuh mereka di laut tersebut dan saat itu mereka melihatnya, mereka melewati kaum yang tetap menyembah berhala, maka mereka berkata kepada Musa “Buatkan untuk kami Tuhan, sebagaimana mereka memiliki tuhan” Musa berkata “Sesungguhnya kalian adalah kaum yang jahil”  Kemudian Musa mengingkari mereka kemudian berkata “Sesungguhnya mereka akan dihancurkan oleh apa yang dianutnya” Dan akan sia sia apa yang telah mereka kerjakan”  Karena merupakan kesyirikan “Musa berkata : apakah pantas aku mencari tuhan untukmu selain Allah padahal dia telah melebihkan kalian atas segala ummat?”inipun terjadi oleh para shahabat r.a ketika berperang  dan melewati perkampungan kaum musyrik,sebagaimana hadits yang di ri wayatkan dari jalan shahabat Abu Waqid al-Laitsi r.a bahwa ia berkata'Kami pergi bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ke Hunain dan kami adalah orang yang baru masuk Islam. Orang-orang musyrik memiliki pohon Sidrah, mereka i’tikaf padanya dan menggantungkan pedang-pedang mereka di atas pohon itu, yang disebut pohon Dzaatu Anwat. Pada suatu hari kami melewati sebuah sidrah (pohon bidara) tersebut dan kami berkata: “Wahai Rasulullah, buatkanlah (tentukan) buat kami pohon tempat menggantung pedang-pedang kami sebagaimana mereka memiliki Dzatu Anwat.” Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Allahu Akbar, sesungguhnya ini jalan orang-orang sebelum kalian dan demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya (ucapan ini) sebagaimana ucapan bani Israil kepada Nabi Musa: ‘Buatkanlah untuk kami satu sesembahan (selain Allah) sebagaimana mereka memiliki sesembahan-sesembahan!’ Musa menjawab: ‘Sesungguhnya kalian adalah kaum yang jahil.’ (Al-A’raf: 138). Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kalian benar-benar akan mengikuti langkah orang-orang sebelum kalian.” (HR. At-Tirmidzi no. 2180 dan beliau mengatakan hadits ini hasan shahih)
jika menghadapi keadaan seperti ini hendaknya seseorang mengambil sikap diam atau mencoba menolak keburukan dengan berpegang kepada sebuah hadits di bawah ini:"dosa adalah sesuatu yang meresahkan hatimu,dan kamu tak ingin orang lain melihatnya."(Muslim dari shahabat Nawas bin Sa'man r.a.).
Juga dalam keadaan ketika masuk keraguan dalam hati maupun merasa bernasip sial ataupun baik kepeda sesuatu/tathayur,maka camkanlah hadits di bawah ini:

 dari Mu’awiyah bin al-Hakam as-Sulami Radhiyallahu anhu, bahwasanya ia berkata kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam : “Di antara kami ada orang-orang yang bertathayyur.” Lalu beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Itu adalah sesuatu yang akan kalian temui dalam diri kalian, akan tetapi janganlah engkau jadikan ia sebagai penghalang bagimu.’.(Muslim.).dan atau ketika datang penyesalan maka hatipun terusik untuk megatakan sesuatu,maka hendaknya engkau berkata seperti hadits di bawah ini: dari Abdullah bin Am'r r.a ia berkata rasulullah s.a.w bersabda:"‘Barangsiapa mengurungkan niatnya karena thiyarah, maka ia telah berbuat syirik.” Para Sahabat bertanya: “Lalu apakah tebusannya?” Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: “Hendaklah ia mengucapkan: ‘Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali kebaikan dari Engkau, tiadalah burung itu (yang dijadikan objek tathayyur) melainkan makhluk-Mu dan tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau.’(Ahmad)
-Ironi hati.mengapa ini ada dan terjadi..?mengapa kebenaran layaknya hilang,sedang keburukkan layaknya menu di keseharian..?mengapa yang pandir di ikuti,sedang si jenius di biarkan dan menjadi bahan lelucon..?jawabnya tidak lain karena manusia sendiri yang menyukai keburukan.memilih dan mengambil sesuatu yang ia sendiri tahu bahwasanya itu merupakan kehancuran.sehingga ALLAH pun meletakkan hatinya pada sesuatu yang terbalik.sehingga segala sesuatu cuma ironi belaka.sebagaimana yang rasulullah s.a.w sabdakan:"dari Hudzaifah r.a katanya; pada suatu hari kami bersama-sama Umar bin khathab.lalu ia bertanya;’siapa diantara anda yg rasulullah s.a.w membicarakan perihal fitnah(bencana)?’jawab hadirin,;’kami pernah mendengar.’kata umar;’barangkali yg ada maksudkan,bencana yg terjadi dalam keluarga atau tetangga seseorang’.jawab mereka;’ya,benar’kata umar,;’bencana yg demikian dapat dihapus dengan shalat,puasa,dan sedekah.tetapi siapa diantara  anda yg pernah mendengar nabi s.a.w  berbicara mengenai bencana besar seperti gelombang laut?’’kata Hudzaifah,orang banyak diam saja.karena itu aku berkata:”aku pernah dengar’bagus silahkan bicara”kata Hudzaifah:”aku mendengar rasulullah s.a.w. bersabda:”fitnah membentang dalam lubuk  hati manusia  sedikit demi sedikit bagai tenunan sehelai tikar.hati yang menerimanya akan mendapat bercak hitam.sedangkan hati yg menolak fitnah itu akan tetap putih cemerlang selama langit dan bumi masih ada.hati yg telah terkena bercak hitam,lama-lama semakin sangat hitam,bagaikan belanga yg tertelungkup.dia tidak mengenal lagi baik dan buruk,tetapi hanya mengikuti kehendak hawa nafsunya semata.”(Muslim.).serta sabda beliau s.a.w lainnya:dari Hisyam bin Ammar.telah meriwayatkan sebuah hadits kapada kami dari shadaqah bin Khalid dari Ibnu Jabir,bahwasanya An-Nuwas Bin Sam’an.Al-Kalabi bercerita kepada saya bahwasanya ia telah berkata;saya telah mendengar rasulullah s.a.w bersabda:”tidak ada hati kecuali hati tersebut berada di antara dua jari- jemari RABB yang maha pengasih..apabila ALLAH menghendaki,maka DIA meluruskannya.dan apabila DIA menghendaki,maka DIA akan menyesatkannya." (shahih berdasar syatar bukhari.riwayat;ibnu Majjah.Ahmad,Ibnu Hibban,AL-Hakim).
Lalu kemana hatimu berada,ketika datang kebenaran..?atau engkau memilih keburukan serta dosa dan maksiat terus menerus,sehingga hatimu kelam dan hitam sebagaimana yang rasulullah s.a.w sabdakan:'

sebuah hadits yang di riwayatkan oleh Abu Hurairah r.a,dia berkata;’rasulullah s.a.w. bersabda:”sungguh jika seorang hamba melakukan kesalahan,maka di dalam hatinya ada nokta hitam,jika berhenti dan bertaubat,maka hatinya menjadi bersih.jika ia kembali  lagi  maka ,maka noktah hitam itu bertambah,hingga menutupi hatinya.inilah tutupan yang yg di sebutkan ALLAH  ta’alasekali-kali tidak(demikian)sebenarnya apa yang mereka usahakan itu menutup hati mereka’(Al-Muthafifin14).(at-Thirmidzi,An-Nasa’I,Ibnu Majjah,Ibnu Hibban,Al-Hakim).       
.dan sehingg engkau akan mengatakan seperti apa yang di katakan oleh kaum yahudi,sebagaimana yang ALLAH s.w.t khabarkan tentang mereka:"hati kami tertutup.sebenarnya ALLAH telah mengunci hati mereka karena kekafirannya."(Q.S An-Nissa 155..).
-Setelah penulis membahas tentang ruh dan hati kini penulis ingin memsuki perihal tubuh.jasad merupakan bagian dari manusia yang terakhir sebagai makhluk yang dapat terlihat. baik dari segi amal ataupun perbuatannya.meski pada penciptaanNYA jasad lebih awal dari ruh.ada sisi di mana kaum lelaki sebagai pemimpin keseluruhan di muka bumi ini.ia mempunyai bagian dari jasad yang terpenting sebagai sesuatu pengikat dari hati yakni mata.ia memiliki wakil dari kehendak hati,yang bisa menjadikan hati baik ataupun buruk.melalui mata iblis menjadikan senjata yang ampuh  untuk melumpuhkan manusia(terkhusus kaum lelaki).sebagaimana yang rasulullah s.a.w sabdakan:"mata merupan bagian dari panah-panah  iblis."(Ahmad-Al-Hakim dari shahabat Ibnu Mas'ud r.a.).melalui mata pula kedengkian muncul.sifat ini bisa menjadikan kerusakan yang fatal.menjadikan orang yang di dengki menjadi sakit pada tubuhnya.sebagaimana yang rasulullah s.a.w sabdakan:"sesungguhnya pada pandangan mata itu benar adanya.seandainya ada yang dapat mendahului takdir adalah mata"(Muslim dari Ibnu Abbas r.a.).dan dari hadits lainnya di sebutkan dari Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif menyebutkan bahwa Amir bin Rabi’ah pernah melihat Sahl bin Hunaif mandi lalu berkatalah Amir, “Demi Allah, Aku tidak pernah melihat (pemandangan) seperti hari ini, dan tidak pernah kulihat kulit yang tersimpan sebagus ini.” Berkata Abu Umamamh, “Maka terpelantinglah Sahl.” Kemudian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi Amir. Dengan marah beliau berkata, “Atas dasar apa kalian mau membunuh saudaranya? Mengapa engkau tidak memohonkan keberkahan (kepada yang kau lihat)? Mandilah untuknya!” Maksudnya Nabi menyuruh Amir berwudhu kemudian diambil bekas air wudhunya untuk disiramkan kepada Sahl dan ini adalah salah satu cara pengobatan orang yang tertimpa ‘ain bila diketahui pelaku ‘ain tersebut (*). Maka Amir mandi dengan menggunakan satu wadah air. Dia mencuci wajah, kedua tangan, kedua siku, kedua lutut, ujung-ujung kakinya dan bagian dalam sarungnya. Kemudian air bekas mandinya itu dituangkan kepada Sahl, lantas dia sadar dan berlalulah bersama manusia. (HR. Malik dalam al Muwaththa 2/938, Ibnu Majah 3509, dishahihkan oleh Ibnu Hibban 1424. sanadnya shahih, para perawinya terpercaya, lihat Zaadul Ma’ad tahqiq Syu’aib al Arnauth dan Abdul Qadir al Arnauth 4/150 cet tahun 1424 H. Lihat majalah Al Furqon).
adapun wanita memiliki sisi buruk pada keseluruhan jasad.mengapa demikian?karena manusia tercipta sebagai pendamping.yang ia di berikan suatu keindahan di banding lelaki.dari sini pula syaithan menjadikan senjata mematikan untuk kaum manusia.sebagaimana yang rasulullah s.a.w khabarkan:"Wanita itu aurat maka bila ia keluar rumah syaitan menyambutnya.” (HR. At-Tirmidzi no. 1183, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Irwaul Ghalil no. 273, dan Asy-Syaikh Muqbil dalam Ash-Shahihul Musnad, 2/36).
Jika di tanyakan bagaimana hubungan antara ruh dan tubuh..?maka ku jawab"pernahkah engkau mengalami insomania(sulit tidur)?pada saat itu mungkin hatimu mendapat kegelisahan,sedang tubuhmu mungkin akan menjadi lemah dan mengalami sakit?karena sebelumnya tubuh mengalami letih?.jika demikian adanya maka ketika engkau mengalami insomania(sulit tidur)maka pada waktu itu ruhmu tidak untuk di kehendaki untuk tidur atau pada waktu itu ruhmu tidak di dalam genggamanNYA.sebagaimana yang ALLAH s.w.t khabarkan perihal ini dalam kalamNYA:"Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir." (Q.S A-Zumar, ayat 42).
Maka ketahuilah ketika ruh,hati dan jasad bersatu dan tidak terpisah dalam penyembahan kepada ALLAH RABB seluruh alam,maka ia akan menjadi seorang yang yang berdiri di atas keimanan yang sempurna,serta akan menikmati manisnya iman.sebagaimana yang rasulullah s.a.w sabdakan:"akan merasakan manisnya iman jika ALLAH dan rasulNYA lebih di cintai dari pada diri dan apa yang ada pada seluruh alam.(Bukhari-MUSLIM).dan sabda beliau s.a.w lainnya:"ihsan adalah ngkau beribadah kepada ALLAH seakan engkau melihatNYA,meski engkau tidak dapat melihatNYA"(Bukhari-Muslim dari shahabat Umar bin Khathab r.a).
Akhirnya shalawat serta salam terlimpah dan tercurah kepada penutup para nabi dan rasul panutan seluruh alam Muhammad s.a.w.serta rahmat dan berkah terlimpah selalu kepada para shahabat beliau s.a.w.seluruhnya serta orang-orang yang mengikutinya hingga akhir zaman.