Segala puji bagi ALLAH s.w.t yang telah menetapkan iman dan
islam kepada siapa saja yang IA kehendaki.IA yang maha tinggi telah memberikan
ketetapan dan kesempurnaan menurut kadar nya
.segala apa yang terjadi telah tertulis dan tercatat dan tak akan pernah
bergeser sedikitpun dari apa yang telah IA takdirkan.
Ketika Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam sakit parah
beliau berkata: “Suruhlah Abu Bakar
untuk mengimami manusia”. Maka berkatalah Aisyah: “Ya Rasulullah sesungguhnya
Abu Bakar adalah seorang laki-laki yang amat perasa (mudah menangis). Bagaimana
dia akan menggantikan kedudukanmu, dia tidak akan mampu untuk memimpin
manusia”. Rasulullah berkata lagi: “Perintahkanlah Abu Bakar untuk mengimami
manusia! Sesungguhnya kalian itu seperti saudara-saudaranya nabi Yusuf”. Abu
Musa berkata: maka Abu Bakar pun mengimami shalat dalam keadaan Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam masih hidup. (HR. Bukhari Muslim dari Abu Musa
al-asyari r.a).
Maka ketahuilah
bahwasanya shahabat mulia yang di muliakan ALLAH s.w.t dan rasulullah s.a.w
yakni Abu bakar as-shidiq r.a menangis setiap dirinya membaca al-qur’an karena
beliau seeorang yang sangat mengenal ALLAH dan rasulNYA..sehingga apa-apa yang
ia dapati tidak lain adalah kebenaran yang sangat sempurna dari ALLAH yang maha
memiliki kesempurnaan.karena diriNYA dan al-qur’an adalah suatu kesatuan yang tidak dapat di pisahkan.karena
al-qur’an adalah kalam(perkataan)NYA.di dalam tangisannya merupakan hikmah yang
tidak dapat di bayangkan dan terfikirkan oleh batas-batas kemampuan makhluk
untuk mencernanya.karena begitu tingginya rasa syukur beliau r.a kepada ALLAH
yang maha mensyukuri dari semua perbuatan
serta keimanan seorang hamba kepada diriNYA.keyakinan beliau kepada
ALLAH s.w.t dan rasulNYA Muhammad s.a.w adalah merupakan sebuah jati diri dari
cermin kelembutanhati serta kecintaan seorang mukmin yang tinggi,hingga tak
heran ia di gelari As-SHIDIQ(yang membenarkan)setiap apa-apa yang datang dan di
bawa oleh rasulullah s.a.w. yang berupa wahyu dari dzat yang maha benar.hingga
ia pernah berkata:”sungguh jika aku meninggalkan suatu sunnah rasulullah s.a.w
yang ku lakukan,maka aku akan sesat.”
Baginya saat membacakan ayat-ayat suci al-qur’an hanya ada
satu rasa dirinya dan ALLAH s.w.tseperti tiada pembatas.tingkatan ikhsan yang
tinggi dan pengagungan kepada dzat yang maha agung yang tidak bisa di capai
kecuali dengat ketundukan yang sangat dari seorang makhluk yang begitu
kecil dan fakir di hadapan dzat yang
maha besar,yang tidak membutuhkan sedikitpun dari apa-apa yang di usahakan
hambaNYA.sebagaiman yang rasulullah s.a.w
sabdakan tentang ikhsan melalui
hadits beliau s.a.w ketika berdialok langsung dengan malaikat jibril a.s yang
panjang :”........kabarkan aku tentang
ikhsan?’rasulullah s.a.w berkata”ikhasan adalah engkau beribadah kepada
ALLAH seakan engkau melihatNYA,meski engkau tidak bisa melihatNYA.”(RIWAYAT Muslim,dari shahabat ‘Umar bin Khathab r.a)
Dirinya (Abu bakar as-shidiq)yang sangat pandai yang dalam
penanntian datangnya khabar kebenaran
seorang nabi dan rasul terakhir yang akan mengubah segalanya,dari kejahilan
serta kedzoliman menjadi pengetahuan iman dan cahayanya.dari keterkungkungan
hawa nafsu,keburukan diri serta jerat syaithan menuju ketenangan jiwa serta
pengharapan keridhoan dari dzat yang maha pengasih lagi maha penyayang.sebagaimana
firmaNYA:”wahai jiwa-jiwa yang tenang kembalilah kepada tuhanmu denganke
ridhoiNYA.maka masuklah kedalam golongan hamba-hambaKU.dan masuklah kedalam
surgaKU,;.(Q.S Al-Fajr 27-30).
Demikianlah sekilas tentang
tangisan Abu Bakar AS-Shidq r.a yang penulis ketahui,ALLAHU ta’ala
‘alam.
Shalawat serta salam terlimpah dan tercurah kepada nabi dan
rasul akhir zaman,panutan dan ikutan bagi seluruh makhluk Muhammad s.a.w.tak lupa pula rahmat dan salam kepada
para shahabat beliau s.a.w seluruhnya juga
kepada orang-orang yang mengitinya hingga akhir zaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar